
Dalam Prakiraan Mingguan Pasar kali ini, Dolar AS (USD) menunjukkan pelemahan yang cukup signifikan sepanjang minggu. Investor global tampak optimis meski ancaman perang dagang kembali meningkat. Ketika Presiden AS Donald Trump menyuarakan potensi tarif baru terhadap Tiongkok, pasar bereaksi tajam dan sentimen risiko pun merosot.
1. Dolar AS Melemah di Tengah Ancaman Tarif Baru
Indeks Dolar AS (DXY) berfluktuasi kuat sepanjang minggu. Setelah sempat menembus 99,50, USD kembali melemah di bawah 99,00 menjelang penutupan perdagangan. Ketidakpastian meningkat setelah Trump mengancam akan memberlakukan tarif hukuman tambahan terhadap impor dari Tiongkok, sebagai balasan atas pembatasan ekspor logam tanah jarang oleh Beijing.
Langkah Tiongkok ini menjadi pukulan telak bagi strategi industri AS. Logam tanah jarang merupakan bahan vital untuk sektor teknologi tinggi dan pertahanan. Akibatnya, para pelaku pasar memperkirakan perang dagang babak baru dapat mengguncang pasar global dalam beberapa minggu mendatang.
Baca juga: Dampak Tarif AS-Tiongkok terhadap Pergerakan Forex{:rel=”dofollow”} — analisis mendalam tentang bagaimana kebijakan tarif memengaruhi pasar mata uang.
2. Prakiraan Mingguan Pasar: Agenda Penting yang Akan Menggerakkan USD
Dalam Prakiraan Mingguan Pasar kali ini, pelaku pasar akan memantau:
Pidato Ketua The Fed, Jerome Powell (Selasa) – Sinyal kebijakan suku bunga akan memengaruhi arah Dolar.
Data Indeks Harga Produsen (IHP) AS (Kamis) – Indikator inflasi tingkat bisnis dapat memberi petunjuk lanjutan terhadap langkah The Fed.
Penutupan Pemerintah AS – Jika berlanjut, ketidakpastian fiskal bisa menekan USD lebih jauh.
Sementara pasar AS akan libur Hari Columbus pada Senin, para trader bersiap untuk minggu yang volatil. Ketakutan terhadap tarif baru dan penundaan pendanaan pemerintah menambah tekanan pada Dolar AS yang sudah rapuh.
3. Analisis EUR/USD: Masih dalam Zona Tidak Menentu
Untuk pasangan EUR/USD, volatilitas cenderung rendah. Fiber menutup minggu di dekat 1,1600 tanpa arah jelas. Data inflasi akhir Jerman (HICP) pada Selasa kemungkinan tidak akan berbeda jauh dari ekspektasi.
Selain itu, Presiden ECB Christine Lagarde dijadwalkan berbicara dua kali minggu depan, tetapi pasar tidak menaruh harapan besar karena pernyataannya cenderung netral terhadap Euro.
Meski begitu, investor tetap perlu waspada jika Lagarde menyinggung kebijakan pelonggaran moneter atau risiko geopolitik. Hal ini bisa mendorong fluktuasi jangka pendek yang signifikan.
4. GBP/USD: Harapan Rebound, Tapi Risiko Masih Tinggi
Pound Sterling (GBP) sempat rebound dari EMA 200-hari pada Jumat, memberikan sinyal teknikal jangka pendek yang positif. Namun, tren keseluruhan masih menurun karena formasi lower high dan lower low belum terpatahkan.
Agenda penting minggu depan:
Data ketenagakerjaan Inggris (Selasa)
Pidato Gubernur Bank of England Andrew Bailey (Sabtu)
Kedua agenda tersebut bisa menentukan apakah GBP/USD mampu bertahan di atas level 1,2200 atau justru melanjutkan pelemahan.
Untuk analisis tambahan, lihat juga: Strategi Trading GBP/USD Minggu Ini{:rel=”dofollow”} — panduan teknikal dan fundamental terkini.
5. Prakiraan Mingguan Pasar: Emas dan Minyak Jadi Fokus Utama
XAU/USD (Emas) mencatat rekor baru di atas $4.000 per ons, didorong oleh meningkatnya ketidakpastian politik di AS dan Eropa. Banyak investor beralih ke Emas sebagai safe haven utama. Meski RSI menunjukkan kondisi jenuh beli, tren naik tetap kuat selama harga bertahan di atas $3.950.
Sementara itu, WTI (minyak mentah) anjlok di bawah $60 per barel untuk pertama kalinya dalam lima bulan. Ancaman tarif baru dan kekhawatiran atas permintaan global menekan harga minyak, meski OPEC sedang mempertimbangkan peningkatan batas produksi.
Kombinasi kedua faktor ini — lonjakan Emas dan penurunan minyak — mencerminkan meningkatnya ketegangan ekonomi dunia.
Volatilitas Tinggi, Investor Perlu Tetap Adaptif
Prakiraan Mingguan Pasar menunjukkan bahwa minggu depan akan penuh gejolak. Ancaman tarif baru AS-Tiongkok, data ekonomi penting, dan ketegangan politik akan menentukan arah pasar global.
Investor disarankan untuk:
Menghindari posisi berisiko tinggi menjelang rilis data besar.
Diversifikasi portofolio, termasuk alokasi ke aset safe haven seperti Emas.
Memantau komentar The Fed yang bisa memicu perubahan sentimen tiba-tiba.
Dalam kondisi seperti ini, disiplin dan strategi manajemen risiko menjadi kunci utama.
Disclaimer: Artikel ini bersifat edukatif dan bukan saran investasi. Lakukan riset independen sebelum mengambil keputusan perdagangan.





