Euro Tertekan Akibat Krisis Politik Prancis dan Penguatan Dolar AS: EUR/USD Jatuh di Bawah 1,1700

Euro melemah tajam di bawah 1,1700 setelah Perdana Menteri Prancis mengundurkan diri.  dan penguatan dolar AS membuat EUR/USD mendekati level terendah bulanan di 1,1645.

PipTrail –  Pasangan mata uang EUR/USD kembali tertekan pada perdagangan Senin (6/10), menembus level psikologis 1,1700 dan bergerak mendekati terendah satu bulan di 1,1645. Pelemahan euro ini dipicu oleh kombinasi antara ketidakpastian politik di Prancis dan penguatan dolar AS yang terus mendapat dukungan dari sentimen hawkish The Fed.

Krisis Politik Prancis Mengguncang Euro

Euro mengalami tekanan berat setelah kabar mengejutkan datang dari Paris. Perdana Menteri Prancis Sébastien Lecornu resmi mengundurkan diri hanya beberapa jam setelah kabinet baru diumumkan. Kantor Presiden Prancis mengonfirmasi bahwa Lecornu telah mengajukan pengunduran dirinya pada hari Senin, yang memicu gejolak politik baru di negara dengan ekonomi terbesar kedua di zona euro tersebut.

Lecornu merupakan Perdana Menteri kelima dalam masa jabatan kedua Presiden Emmanuel Macron, dan pengunduran dirinya menimbulkan tanda tanya besar atas stabilitas politik Prancis. Kondisi ini menambah ketidakpastian pasar dan mengguncang kepercayaan investor terhadap euro.

Krisis politik tersebut memperdalam kekhawatiran bahwa pemerintahan Macron akan menghadapi tantangan serius dalam mempertahankan legitimasi politiknya. Jika ketidakstabilan berlanjut, kemungkinan pemilihan umum mendadak bisa menjadi kenyataan—dan hal ini diperkirakan akan memperkuat partai-partai populis yang berpotensi mengganggu stabilitas fiskal zona euro.

Dolar AS Menguat di Tengah Penutupan Pemerintah

Sementara itu, dolar AS justru menunjukkan performa kuat di tengah situasi politik dalam negeri yang rumit. Pemerintah federal AS memasuki minggu kedua penutupan (shutdown) setelah Kongres gagal menyetujui paket pendanaan baru. Presiden Donald Trump bahkan mengancam akan melakukan pemecatan massal pegawai federal jika negosiasi tidak segera mencapai kesepakatan.

Alih-alih menimbulkan kekhawatiran, pasar tampaknya melihat situasi ini sebagai peluang bagi dolar untuk menguat, karena investor beralih ke aset safe haven di tengah ketidakpastian global.

Analis Doo Financial Futures menjelaskan, “Euro jatuh karena dua tekanan utama: ketidakpastian politik di Prancis dan penguatan dolar AS yang terus mendapat dukungan dari pernyataan hawkish pejabat The Fed.”

Data Ekonomi Zona Euro Masih Lemah

Dari sisi fundamental, data ekonomi Zona Euro belum memberikan dorongan positif bagi euro. Laporan Penjualan Ritel Zona Euro menunjukkan kenaikan kecil sebesar 0,1% bulan ke bulan di September, sesuai ekspektasi pasar. Secara tahunan, penjualan meningkat 1%, sedikit lebih baik dari penurunan 0,4% di bulan sebelumnya.

Meskipun data tersebut tidak buruk, angka yang stagnan memperkuat pandangan bahwa pertumbuhan ekonomi di kawasan euro masih lemah. Hal ini menambah tekanan bagi euro, terutama menjelang pidato Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde di Strasbourg yang diperkirakan akan menyinggung arah kebijakan moneter ke depan.

Para pelaku pasar menantikan apakah ECB akan tetap mempertahankan kebijakan ketat di tengah pelemahan ekonomi, atau mulai melunak untuk menjaga pertumbuhan.

Sentimen Global Jepang dan The Fed Turut Berperan

Faktor eksternal lain yang memperburuk tekanan terhadap euro datang dari Asia. Pemilihan Sanae Takaichi sebagai Perdana Menteri baru Jepang—yang dikenal pro-stimulus—mendorong pelemahan yen Jepang (JPY) secara tajam. Kondisi ini memberi dukungan tambahan pada dolar AS, karena pelaku pasar menilai kebijakan moneter longgar Bank of Japan (BoJ) akan berlanjut lebih lama.

Dari sisi Amerika, pejabat The Fed masih terpecah dalam pandangan mereka terkait jalur suku bunga. Stephen Miran, salah satu kandidat pilihan Trump, menilai inflasi sudah cukup terkendali dan The Fed memiliki ruang untuk memangkas suku bunga. Sebaliknya, Presiden Fed Dallas Lorie Logan memperingatkan bahwa inflasi masih tinggi dan berisiko memburuk dalam jangka pendek.

Namun demikian, mayoritas pelaku pasar masih memperkirakan pemangkasan suku bunga pada akhir Oktober. Berdasarkan FedWatch Tool CME Group, peluang penurunan suku bunga seperempat poin mencapai 95,7%, dan peluang pemangkasan lanjutan pada Desember sebesar 84%. Ekspektasi ini dapat menjadi hambatan sementara bagi penguatan dolar AS dalam beberapa pekan mendatang.

EUR/USD Uji Support Kunci

Dari sisi teknikal, pasangan EUR/USD memperlihatkan tekanan jual yang cukup kuat. Harga kini berada di sekitar area support 1,1645, yang merupakan level terendah sejak akhir September.

Relative Strength Index (RSI) pada grafik empat jam menunjukkan kondisi bearish kuat, sementara indikator Moving Average Convergence Divergence (MACD) telah melintas di bawah garis sinyal, menandakan momentum penurunan yang berlanjut.

Jika tekanan jual terus berlanjut, target berikutnya berada di 1,1610 (terendah 2–3 September) dan 1,1575 (terendah 22–27 Agustus). Sebaliknya, area 1,1685 berpotensi menjadi resistance terdekat, disusul 1,1730 dan zona 1,1760–1,1770 yang menjadi penghalang utama sebelum tren berbalik naik.

Euro di Persimpangan Krisis Politik dan Fundamental Lemah

Kombinasi antara ketidakpastian politik di Prancis, pelemahan fundamental ekonomi zona euro, serta penguatan dolar AS yang didukung oleh kebijakan moneter AS yang ketat telah menekan euro ke level terendah dalam sebulan.

Dalam jangka pendek, volatilitas EUR/USD diperkirakan masih tinggi. Jika situasi politik Prancis tidak segera stabil dan ECB tetap berhati-hati dalam mengambil langkah kebijakan, euro berisiko melanjutkan tren pelemahan.

Namun, peluang koreksi tetap terbuka jika The Fed benar-benar menurunkan suku bunga pada akhir tahun. Untuk saat ini, fokus pasar akan tertuju pada pidato Christine Lagarde dan perkembangan politik di Paris yang akan menentukan arah pergerakan euro selanjutnya.

Related Posts

Yen Jatuh ke Level Terendah 2 Bulan: Taruhan Pelonggaran Fiskal dan Dovish BoJ & The Fed Menjadi Pendorong

Yen Jepang melemah ke posisi terendah dalam dua bulan terhadap USD di tengah ekspektasi pelonggaran fiskal Jepang dan sinyal dovish dari BoJ & The Fed. Simak analisis teknikal dan faktor-faktor…

Rupiah Melemah ke Rp16.583: Dolar AS Menguat, Mata Uang Asia Terkoreksi

Nilai tukar rupiah ditutup melemah ke Rp16.583 per dolar AS pada Senin (6/10). Penguatan dolar AS dan sentimen hawkish The Fed membuat mata uang Asia tertekan. PipTrail –  Nilai tukar rupiah…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *