
IHSG Hari Ini melemah 0,20% ke 8.225 di tengah aksi ambil untung jelang pengumuman MSCI Indonesia Index Review November 2025. Investor menanti arah pasar selanjutnya.
PipTrail – IHSG Hari Ini bergerak di kisaran 8.225,30, melemah 0,20% dibandingkan penutupan kemarin, namun tetap lebih tinggi dari level pembukaan 8.213,60. Indeks sempat menyentuh titik terendah harian di 8.181,90 sebelum perlahan menguat ke tertinggi 8.240,31.
Pergerakan ini menunjukkan fase konsolidasi sehat setelah IHSG sempat menembus 8.317,07 — mendekati rekor tertinggi sepanjang masa di 8.354,67. Para pelaku pasar kini menanti hasil tinjauan ulang MSCI Indonesia Index, yang berpotensi memengaruhi aliran dana asing ke pasar saham domestik.
Kinerja Sektor dan Saham Unggulan
Dalam satu jam pertama perdagangan, indeks sektoral menunjukkan performa beragam. Jakarta Islamic Index (JII) naik 0,18% berkat penguatan beberapa saham unggulan seperti:
- KLBF (+5,71%)
- TLKM (+2,57%)
- ICBP (+2,06%)
- CPIN (+1,27%)
Kinerja saham berkapitalisasi besar ini membantu menahan pelemahan IHSG secara keseluruhan. Namun, saham-saham energi dan komoditas masih cenderung melemah seiring koreksi harga minyak mentah global.
Sebagai perbandingan, harga minyak WTI kini bergerak mendekati level psikologis $60 per barel, turun akibat meningkatnya persediaan minyak mentah AS
Fokus Investor: Tinjauan Ulang MSCI Indonesia Index
Perhatian utama investor tertuju pada pengumuman MSCI Indonesia Index Review yang akan dirilis setelah sesi perdagangan Amerika Serikat. Dalam tinjauan sebelumnya (Agustus), ADRO dikeluarkan, sementara DSSA dan CUAN berhasil masuk.
Hasil tinjauan kali ini bisa memicu rotasi portofolio investor institusional yang mengikuti benchmark MSCI. Jika saham-saham besar Indonesia kembali mendapat bobot lebih tinggi, IHSG Hari Ini berpeluang menguat dalam beberapa sesi mendatang.
Imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia tenor 10 tahun juga tercatat turun ke 6,153%, menandakan stabilnya persepsi risiko di pasar domestik menjelang rilis data penting ekonomi.
Data Ekonomi dan Kebijakan Pemerintah
Kementerian Keuangan di bawah Purbaya Yudhi Sadewa menggelar pertemuan dengan Asosiasi Garment dan Tekstil Indonesia (AGTI) guna memperkuat daya saing industri tekstil nasional. Pemerintah menegaskan komitmen untuk memberantas impor pakaian bekas ilegal yang merugikan produsen dalam negeri.
Sementara itu, PMI Manufaktur Indonesia versi S&P Global naik ke 51,2 pada Oktober 2025, menandai ekspansi tiga bulan berturut-turut. Hal ini memperlihatkan sektor industri tetap menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi nasional.
Pemerintah juga resmi meluncurkan Perpres No. 94 Tahun 2025 tentang Layanan Digital Terpadu Komoditas Mineral dan Batubara (SIMBARA) untuk memperkuat tata kelola sektor tambang yang transparan dan akuntabel.
Ke depan, pelaku pasar menanti rilis data PDB Indonesia Kuartal III 2025 pada pukul 11.00 WIB, yang diperkirakan tumbuh 5,2% YoY, naik dari 5,12% pada kuartal sebelumnya.
Harga Emas Antam Hari Ini dan Dampak Global
Harga Emas Antam Hari Ini kembali melemah ke Rp2.260.000 per gram, turun Rp26.000 dari hari sebelumnya. Koreksi ini sejalan dengan pergerakan harga emas dunia (XAU/USD) yang turun 1,74% ke $3.931 per troy ons, setelah gagal bertahan di atas level psikologis $4.000.
Dalam jangka pendek, harga emas global bergerak sideways setelah mencetak rekor tertinggi $4.045. Investor kini menunggu data ekonomi AS seperti ADP Employment Change, PMI Jasa S&P Global, dan Mortgage Applications.
Ketidakpastian akibat penutupan pemerintahan AS juga menambah volatilitas emas, karena investor kesulitan memprediksi arah kebijakan moneter jangka pendek.
Analisis Teknis IHSG Hari Ini
Secara teknikal, IHSG Hari Ini masih mempertahankan tren naik jangka menengah. Setelah sempat turun ke 7.959,16 pada 27 Oktober 2025, indeks terus merayap naik dan kini mendekati all-time high 8.354,67.
Posisi IHSG masih di atas Simple Moving Average (SMA) 200-hari, menandakan tren bullish jangka panjang masih utuh. Struktur higher highs dan higher lows juga tetap konsisten.
Indikator Relative Strength Index (RSI) 14-hari berada di 55,16, sedikit di atas level netral 50, menandakan ruang kenaikan masih terbuka sebelum memasuki area overbought.
Prospek IHSG ke Depan
IHSG Hari Ini menunjukkan koreksi wajar setelah reli kuat sebelumnya. Tekanan jual bersifat sementara karena investor menunggu hasil tinjauan ulang MSCI serta data PDB Kuartal III 2025.
Dengan fundamental ekonomi yang solid, inflasi terkendali, dan momentum manufaktur yang ekspansif, IHSG Hari Ini berpotensi melanjutkan tren naik hingga akhir tahun — selama tidak ada gangguan besar dari faktor eksternal seperti suku bunga global atau ketegangan geopolitik.





