Dolar AS Menguat Menjelang Data Inflasi: Pasar Waspadai Sinyal Kebijakan The Fed

Dolar AS menguat 0,3% di tengah kewaspadaan pasar menjelang rilis data inflasi yang bisa menentukan arah kebijakan suku bunga The Fed pada September 2025.

PipTrail – Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) menguat terhadap sebagian besar mata uang utama pada perdagangan Senin (11/8/2025), di tengah kewaspadaan pasar menjelang rilis data inflasi yang dianggap krusial bagi arah kebijakan suku bunga Federal Reserve (The Fed) bulan depan.

Mengutip Reuters, Selasa (12/8), Indeks Dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,3% ke level 98,52. Kenaikan ini membalikkan sebagian penurunan 0,4% yang terjadi pada pekan lalu.

Terhadap yen Jepang, dolar naik 0,2% menjadi 148,085 di tengah sepinya aktivitas karena libur Hari Gunung di Jepang. Sementara itu, euro melemah 0,3% ke posisi US$1,16123, dan poundsterling turun 0,2% menjadi US$1,34335.

Analis Pepperstone, Michael Brown, mengatakan penguatan dolar kali ini bersifat moderat dan sebagian besar dipicu oleh penyesuaian posisi menjelang publikasi data indeks harga konsumen (IHK) AS pada Selasa.

“Ada sedikit perubahan menuju pandangan kebijakan The Fed yang lebih hawkish. Investor tampaknya sedang merapikan portofolio mereka untuk mengantisipasi risiko dari rilis data inflasi besok,” ujarnya.

Pekan lalu, dolar melemah setelah data tenaga kerja dan manufaktur AS yang kurang menggembirakan memicu spekulasi bahwa The Fed akan memangkas suku bunga lebih cepat dari perkiraan.

Spekulasi Pemangkasan Suku Bunga Menguat

Beberapa pejabat The Fed baru-baru ini menyuarakan kekhawatiran terkait pelemahan pasar tenaga kerja, yang membuka kemungkinan pemangkasan suku bunga secepat September 2025.

Jika inflasi menunjukkan tanda-tanda pelemahan lebih lanjut, peluang untuk penurunan suku bunga akan semakin besar. Namun, ada variabel baru yang bisa mempengaruhi, yakni kebijakan tarif impor dari Presiden Donald Trump yang berpotensi memicu kenaikan harga barang, sehingga membuat The Fed menahan diri.

Survei Reuters terhadap ekonom memproyeksikan inflasi inti AS untuk Juli 2025 naik 0,3% month-on-month (MoM) dan 3% year-on-year (YoY).

Pasar berjangka saat ini memperkirakan:

  • Peluang 90% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pada pertemuan September.
  • Total dua kali pemangkasan sebesar 25 basis poin hingga akhir 2025.
  • Peluang 30% untuk pemangkasan ketiga sebelum tahun berakhir.

Sentimen Perdagangan AS–China dan Dampaknya ke Pasar

Dolar AS relatif stabil setelah Presiden Trump menandatangani perpanjangan 90 hari untuk menunda kenaikan tarif besar terhadap impor dari China—kebijakan yang sudah diantisipasi oleh pasar sebelumnya.

Langkah ini merupakan bagian dari negosiasi yang sedang berlangsung antara Washington dan Beijing untuk menghindari tarif “tiga digit” yang bisa memicu perang dagang lebih luas.

Seorang pejabat AS mengungkapkan bahwa Nvidia dan AMD telah sepakat untuk menyetor 15% dari pendapatan penjualan di China kepada pemerintah AS sebagai syarat mendapatkan lisensi ekspor semikonduktor ke negara tersebut.

Pergerakan Mata Uang Lain: Dolar Australia Melemah

Di sisi lain, dolar Australia melemah 0,2% ke level US$0,6515 menjelang keputusan suku bunga Reserve Bank of Australia (RBA) pada Selasa. Pasar memperkirakan RBA akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 3,60%.

Keputusan ini didorong oleh data inflasi kuartal II yang menunjukkan perlambatan, sementara tingkat pengangguran naik ke level tertinggi dalam 3,5 tahun.

Pasar Kripto Mencetak Kenaikan Signifikan

Sementara pasar valuta asing bergerak hati-hati, pasar kripto menunjukkan optimisme. Bitcoin naik 1,1% ke level US$119.679, mendekati rekor tertinggi US$123.153 yang dicapai pada 14 Juli 2025.

Kenaikan ini terjadi setelah Presiden Trump mengeluarkan perintah eksekutif yang membuka akses aset kripto untuk dimasukkan ke dalam rekening pensiun AS, sebuah langkah yang mendapat sambutan positif dari investor kripto.

Ether, mata uang kripto terbesar kedua, melonjak 1,9% ke level US$4.298,23, tertinggi sejak Desember 2021.

Pasar Bersiap Menghadapi Hari Penentuan

Kenaikan dolar AS yang moderat pada perdagangan awal pekan ini mencerminkan sikap hati-hati pasar menjelang rilis data inflasi AS. Angka inflasi yang keluar pada Selasa diperkirakan akan menjadi faktor penentu kebijakan suku bunga The Fed pada September 2025.

Jika data inflasi lebih rendah dari ekspektasi, peluang pemangkasan suku bunga akan semakin besar, memberikan tekanan bagi dolar dalam jangka pendek. Namun, jika inflasi lebih tinggi akibat tekanan tarif impor, dolar bisa mendapatkan dukungan tambahan.

Bagi pelaku pasar, pekan ini menjadi salah satu momen krusial yang bisa menentukan arah pergerakan dolar AS, suku bunga The Fed, dan bahkan tren risiko global hingga akhir tahun.

Related Posts

Data ADP Bisa Guncang Pasar “The Fed Kian Dekat ke Penurunan Suku Bunga”

Laporan ADP Agustus diperkirakan tambah 68 ribu pekerjaan baru, jadi sinyal penting sebelum NFP dan rapat The Fed. Bagaimana dampaknya pada dolar AS dan peluang pemangkasan suku bunga? PipTrail –…

Dolar AS Tertekan Putusan Tarif Trump dan Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga Fed Bisa Guncang Pasar

Dolar AS menghadapi tekanan ganda setelah pengadilan banding menyatakan tarif Trump ilegal dan pasar menanti pemangkasan suku bunga The Fed. Simak analisis lengkap dampaknya terhadap DXY, Treasury, dan prospek ekonomi…

One thought on “Dolar AS Menguat Menjelang Data Inflasi: Pasar Waspadai Sinyal Kebijakan The Fed

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *