
Dolar AS menghadapi tekanan ganda setelah pengadilan banding menyatakan tarif Trump ilegal dan pasar menanti pemangkasan suku bunga The Fed. Simak analisis lengkap dampaknya terhadap DXY, Treasury, dan prospek ekonomi global.
PipTrail – Hari Buruh di Amerika Serikat biasanya menjadi momen pasar keuangan bergerak lambat, terutama karena pasar Treasury AS tutup. Namun, ketenangan itu sedikit terusik setelah pengadilan banding federal pada Jumat lalu menguatkan putusan Pengadilan Perdagangan Internasional (CIT) bahwa Presiden Donald Trump telah melampaui batas kewenangannya saat memberlakukan tarif universal dengan dasar undang-undang darurat nasional.
Putusan ini bukan hanya menyoroti aspek hukum, tetapi juga menggarisbawahi pentingnya pengawasan kongres terhadap keputusan ekonomi besar yang bisa memengaruhi arus perdagangan dan kestabilan global. Meski demikian, pengadilan masih mengizinkan tarif tetap berlaku sementara waktu. Pertanyaannya kini: apakah kasus ini akan melaju ke Mahkamah Agung, atau kembali ke CIT untuk ditinjau ulang?
Chris Turner, analis valas dari ING, mencatat bahwa ketidakpastian ini menambah lapisan risiko bagi pasar, terutama karena menyangkut pendapatan tarif yang sudah dikumpulkan pemerintah AS. Jika tarif tersebut dinyatakan sepenuhnya ilegal, AS berpotensi harus mengembalikan sebagian pendapatan tarif kepada mitra dagang, yang tentu dapat memicu gejolak keuangan baru.
DXY Berpotensi Jebol Support 97,50
Salah satu dampak langsung yang ditunggu pasar adalah pergerakan Indeks Dolar AS (DXY). Level support kritis 97,50 menjadi perhatian utama para pelaku pasar. Jika level ini ditembus, hanya 97,20 yang tersisa sebelum dolar menguji titik terendah tahun ini di sekitar 96,38.
Tekanan terhadap DXY tidak hanya datang dari sisi hukum tarif, tetapi juga dari perkembangan kebijakan moneter. Upaya politik Presiden Trump terhadap Federal Reserve, termasuk tekanan terhadap pejabat seperti Lisa Cook, semakin menambah ketidakpastian. Di saat yang sama, faktor fundamental pasar tenaga kerja menjadi pusat perhatian.
Fokus Minggu Ini Data Tenaga Kerja AS
Data ketenagakerjaan selalu menjadi indikator penting arah kebijakan Fed, dan minggu ini investor disuguhi serangkaian laporan krusial. Dimulai dengan JOLTS job openings pada Rabu, dilanjutkan laporan ketenagakerjaan ADP pada Kamis, dan puncaknya laporan pekerjaan resmi (Non-Farm Payroll/NFP) bulan Agustus pada Jumat.
Ingat, data pekerjaan Juli lalu mengejutkan pasar dengan revisi besar ke bawah, hanya 258.000, yang membalikkan reli dolar pada bulan tersebut. Perubahan itu juga memberi alasan kuat bagi Ketua Fed Jerome Powell untuk membuka peluang pemangkasan suku bunga pada September.
Kini, pasar memperkirakan probabilitas sebesar 88% bahwa Fed akan memangkas suku bunga pada pertemuan 17 September. ING bahkan memprediksi ada tiga kali pemangkasan hingga akhir tahun, jauh lebih agresif dibandingkan dengan ekspektasi pasar saat ini yang hanya memperkirakan sekitar 56 basis poin pelonggaran.
Jika prediksi ING benar, data pekerjaan minggu ini bisa memperkuat tekanan pada suku bunga jangka pendek AS, sekaligus menekan dolar lebih dalam. Konsensus saat ini memperkirakan tambahan pekerjaan hanya sekitar 75.000 untuk bulan Agustus, dengan tingkat pengangguran berpotensi naik ke 4,3% dari 4,2%.
Potensi Risiko dari Revisi Data
Satu hal yang sering diabaikan investor adalah revisi data dari bulan-bulan sebelumnya. Dalam laporan ketenagakerjaan, hanya sekitar 60% responden survei yang memberikan data pada bulan pertama, sehingga revisi di bulan berikutnya kerap cukup besar. Revisi negatif yang signifikan, seperti yang terjadi pada Juli, bisa menjadi katalis tambahan yang semakin memperlemah dolar.
Data Tambahan: ISM dan Beige Book
Selain data tenaga kerja, minggu ini juga menghadirkan survei bisnis ISM dan rilis Beige Book dari The Fed pada Rabu. Beige Book berisi laporan kondisi ekonomi di 12 distrik The Fed, termasuk tren harga, permintaan tenaga kerja, dan tekanan inflasi. Laporan ini dapat memberikan gambaran yang lebih menyeluruh apakah perekonomian AS benar-benar melambat atau masih cukup tangguh.
Jika Beige Book menunjukkan pelemahan lebih dalam, ekspektasi pemangkasan suku bunga bisa semakin kuat, yang pada akhirnya memberikan dorongan tambahan bagi tekanan terhadap dolar.
Implikasi Global Pasar Menunggu Kepastian
Bagi mitra dagang global, putusan pengadilan terkait tarif Trump mungkin terlihat seperti kemenangan kecil, namun terlalu dini untuk dirayakan. Pasalnya, tarif masih berlaku sementara, dan ketidakpastian proses hukum selanjutnya tetap membayangi.
Di sisi lain, ekspektasi penurunan suku bunga Fed akan memiliki dampak lintas batas. Yield Treasury yang lebih rendah berpotensi mendorong aliran modal ke pasar negara berkembang, termasuk Asia. Namun, jika dolar melemah terlalu cepat, bisa muncul gejolak baru dalam dinamika arus modal global.
Dolar dalam Tekanan Ganda
Dolar AS saat ini menghadapi tekanan dari dua sisi: aspek hukum terkait kebijakan tarif Trump, dan ekspektasi kuat pemangkasan suku bunga Fed akibat pelemahan pasar tenaga kerja. Dengan DXY mendekati support penting di 97,50, minggu ini bisa menjadi titik balik signifikan.
Investor disarankan untuk mencermati setiap rilis data, terutama revisi lapangan pekerjaan, serta memantau pernyataan The Fed dalam Beige Book. Jika tren pelemahan berlanjut, dolar AS bisa memasuki fase koreksi lebih dalam, membuka peluang bagi mata uang lain untuk menguat.