
Dolar Australia melemah terhadap Dolar AS setelah Surplus Perdagangan Tiongkok menyempit pada Oktober 2025. AUD/USD turun ke bawah 0,6500, menandakan tekanan teknikal berlanjut.
PipTrail – Dolar Australia melemah terhadap Dolar AS (USD) pada perdagangan Jumat (7/11), setelah data menunjukkan Surplus Perdagangan Tiongkok menyempit pada bulan Oktober 2025. Pelemahan ini menambah tekanan terhadap pasangan mata uang AUD/USD, yang sudah berada dalam tren penurunan dua sesi berturut-turut di tengah meningkatnya kekhawatiran atas perlambatan ekonomi global.
Kinerja Dolar Australia di Tengah Surplus Perdagangan Tiongkok
Biro Statistik Tiongkok melaporkan bahwa Surplus Perdagangan Negeri Tirai Bambu turun menjadi CNY640,4 miliar pada Oktober, dibandingkan CNY645,47 miliar pada bulan sebelumnya. Dalam denominasi dolar AS, surplus tersebut hanya mencapai US$90,07 miliar, lebih rendah dari perkiraan US$95,60 miliar.
Ekspor Tiongkok tercatat menurun 0,8% secara tahunan (YoY), menandakan permintaan global yang masih lemah. Sementara itu, impor meningkat tipis 1,4% YoY, menunjukkan adanya pemulihan terbatas di sisi konsumsi domestik.
Karena Tiongkok merupakan mitra dagang utama Australia, perlambatan ini secara langsung menekan nilai Dolar Australia, mengingat ekspor Australia sangat bergantung pada kebutuhan bahan mentah Tiongkok seperti bijih besi, batu bara, dan gas alam cair (LNG).
Pasangan AUD/USD diperdagangkan di sekitar 0,6470, mendekati batas bawah kisaran teknikal, menandakan tekanan jual masih kuat di pasar valas.
Dampak Kebijakan AS terhadap AUD/USD
Dari sisi geopolitik, Washington dikabarkan menunda penerapan sanksi terhadap sektor perkapalan Tiongkok, langkah yang dianggap dapat meredakan ketegangan dagang antara dua ekonomi terbesar dunia. Jika ketegangan ini benar-benar mereda, hal tersebut dapat memberikan dukungan jangka pendek terhadap Dolar Australia, karena hubungan ekonomi Australia sangat terkait dengan arus ekspor ke Tiongkok.
Namun, di sisi lain, Dolar AS tetap menunjukkan ketahanan. Setelah mencatatkan pelemahan hampir 0,5% pada sesi sebelumnya, Indeks Dolar AS (DXY) rebound dan kembali diperdagangkan di sekitar 99,80.
Investor kini mengurangi spekulasi terhadap kemungkinan pemotongan suku bunga The Federal Reserve (The Fed) pada Desember, seiring data ekonomi AS yang menunjukkan ketahanan meskipun ada tanda-tanda pelambatan.
Kebijakan Perdagangan dan Dampak ke Ekonomi Australia
Kementerian Keuangan Tiongkok baru-baru ini mengumumkan penghapusan sebagian tarif pada produk pertanian AS mulai 10 November 2025. Keputusan ini dipandang sebagai upaya memperbaiki hubungan dagang global yang sempat menegang dalam beberapa tahun terakhir.
Kebijakan tersebut memberi harapan bahwa permintaan global terhadap komoditas bisa meningkat kembali — faktor yang positif bagi ekonomi Australia.
Dari dalam negeri, Surplus Perdagangan Australia juga mencatat hasil positif, meningkat menjadi 3.938 juta (MoM) pada bulan September, melebihi ekspektasi pasar di 3.850 juta.
Ekspor melonjak 7,9%, berbalik dari penurunan 8,7% sebelumnya, sedangkan impor hanya naik 1,1%. Angka ini menunjukkan bahwa sektor ekspor Australia mulai pulih setelah tekanan harga komoditas global di paruh pertama tahun ini.
Analisis Pasar dan Kinerja Dolar AS
Data ekonomi dari Amerika Serikat menunjukkan sinyal campuran.
Laporan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) Challenger menunjukkan pemangkasan lebih dari 153.000 pekerjaan pada Oktober, tertinggi dalam dua dekade terakhir. Namun, Indeks PMI Jasa ISM meningkat menjadi 52,4 dari 50,0 bulan sebelumnya, mengindikasikan ekspansi berkelanjutan di sektor jasa.
Selain itu, laporan ketenagakerjaan ADP mencatat kenaikan 42.000 pekerjaan, lebih tinggi dari estimasi 25.000. Data ini memperkuat pandangan bahwa pasar tenaga kerja AS masih cukup solid, meskipun beberapa sektor mulai melambat.
Ketua The Fed, Jerome Powell, menegaskan bahwa pihaknya akan mengambil pendekatan hati-hati terhadap keputusan suku bunga berikutnya, dengan menunggu data tambahan. Pernyataan ini menunjukkan bahwa kemungkinan pemotongan suku bunga pada Desember masih belum pasti, dan hal ini menahan pelemahan Dolar AS lebih lanjut.
Kondisi Ekonomi Tiongkok dan Pengaruh ke Dolar Australia
Aktivitas ekonomi di Tiongkok juga mulai melambat. PMI Jasa RatingDog turun menjadi 52,6, sedangkan PMI Manufaktur menurun ke 50,6 dari 51,2 bulan sebelumnya.
Penurunan ini memperkuat kekhawatiran bahwa pemulihan ekonomi Tiongkok belum stabil — situasi yang berpotensi menekan permintaan terhadap ekspor Australia.
Karena itu, Dolar Australia melemah seiring sentimen pasar yang cenderung risk-off terhadap aset berisiko seperti mata uang komoditas.
Kebijakan RBA dan Proyeksi AUD/USD
Reserve Bank of Australia (RBA) dalam pertemuan kebijakan November mempertahankan suku bunga acuan (OCR) di 3,6%.
Gubernur Michele Bullock menegaskan bahwa pemotongan suku bunga belum menjadi opsi dalam waktu dekat, karena inflasi inti tahunan masih berada di atas 3%. RBA berkomitmen untuk menjaga stabilitas harga tanpa mengorbankan pertumbuhan ekonomi yang mulai melambat.
Data PMI Jasa S&P Global Australia naik sedikit menjadi 52,5, menandakan ekspansi yang berkelanjutan selama 21 bulan berturut-turut, meskipun pertumbuhan komposit sedikit melambat ke 52,1.
Analisis Teknis AUD/USD
Secara teknikal, Dolar Australia melemah di bawah level kunci 0,6500, menandakan tekanan bearish masih mendominasi.
- Support utama berada di 0,6460, batas bawah pola persegi panjang.
- Jika tembus, target berikutnya adalah 0,6414 (terendah lima bulan) dan 0,6372 (terendah enam bulan).
Sementara itu, resistance terdekat berada di EMA 9-hari (0,6508) dan EMA 50-hari (0,6535).
Penembusan di atas 0,6535 akan membuka peluang penguatan menuju 0,6630, bahkan ke 0,6707, yang merupakan level tertinggi dalam 13 bulan terakhir.
Prospek Dolar Australia ke Depan
Secara keseluruhan, Dolar Australia melemah akibat kombinasi faktor global — dari penurunan surplus perdagangan Tiongkok, ketidakpastian arah kebijakan The Fed, hingga sikap hati-hati RBA.
Namun, potensi pemulihan masih terbuka jika kebijakan perdagangan global membaik dan aktivitas manufaktur Tiongkok kembali menguat.
Dalam jangka menengah, investor akan memantau data inflasi dan ekspor Australia sebagai indikator utama arah AUD/USD berikutnya. Jika stabilitas perdagangan global meningkat, Dolar Australia bisa kembali menemukan momentumnya di atas 0,6500.





