Dolar Melemah Dua Hari Beruntun, Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed Kian Menguat

Dolar  AS melemah dua hari berturut-turut setelah data inflasi memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed pada September. Tekanan politik dari Washington dan pandangan para pejabat Fed menambah spekulasi pasar.

PipTrail – Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) kembali tertekan untuk sesi kedua secara beruntun pada Rabu (13/8), menyusul rilis data inflasi yang semakin menguatkan keyakinan pasar akan adanya pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) pada September mendatang.

Mengutip laporan Reuters, Kamis (14/8), Indeks Dolar (DXY) — yang membandingkan kekuatan greenback terhadap sejumlah mata uang utama dunia — turun sebesar 0,2% menjadi 97,856. Posisi ini menjadi yang terendah sejak 28 Juli, menandakan tekanan jual yang cukup kuat di pasar valuta asing.

Inflasi Sesuai Perkiraan, Peluang Rate Cut Meningkat

Data ekonomi terbaru menunjukkan harga konsumen AS hanya mengalami kenaikan tipis pada Juli, sejalan dengan proyeksi para ekonom. Meski tarif impor dalam skala besar telah diberlakukan, dampaknya terhadap harga barang dan inflasi AS masih relatif terbatas.

Kondisi ini memperkuat spekulasi bahwa The Fed hampir pasti akan menurunkan suku bunga bulan depan. Beberapa analis bahkan memperkirakan langkah penurunan awal bisa mencapai 50 basis poin, mengingat tekanan yang datang tidak hanya dari pasar, tetapi juga dari ranah politik.

Desakan dari Menteri Keuangan dan Tekanan Politik

Menteri Keuangan AS Scott Bessent secara terbuka menyerukan agar The Fed mengambil langkah agresif dalam memangkas suku bunga. Menurutnya, serangkaian pemangkasan akan membantu menjaga momentum pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Di sisi lain, tekanan politik terhadap The Fed juga meningkat. Presiden Donald Trump melalui juru bicara Gedung Putih Karoline Leavitt, bahkan menyatakan tengah mempertimbangkan gugatan terhadap Ketua The Fed Jerome Powell. Gugatan ini terkait pengelolaan renovasi kantor pusat bank sentral di Washington, yang menurut pihak Gedung Putih menjadi salah satu sumber ketidakpuasan presiden.

Menurut Shaun Osborne, Kepala Strategi Valuta Asing di Scotiabank, tekanan politik yang datang dari Washington cukup signifikan. “Saya pikir ada dorongan politik yang besar bagi The Fed untuk segera menurunkan suku bunga,” ujarnya.

Trump Kritik Goldman Sachs

Selain menyoroti The Fed, Trump juga melancarkan kritik kepada David Solomon, CEO Goldman Sachs. Presiden menilai bank investasi besar itu keliru dalam memprediksi dampak kebijakan tarif terhadap ekonomi AS. Bahkan, Trump mempertanyakan kelayakan Solomon untuk memimpin institusi keuangan tersebut.

Kritik ini menambah daftar panjang ketegangan antara Gedung Putih, lembaga keuangan besar, dan The Fed dalam mengelola arah kebijakan ekonomi menjelang pemilu mendatang.

Pandangan Berbeda dari Pejabat The Fed

Meskipun ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga semakin menguat, tidak semua pejabat The Fed sepakat dengan langkah cepat.

Raphael Bostic, Presiden The Fed Atlanta, menilai kondisi tenaga kerja yang hampir penuh memberi ruang bagi bank sentral untuk tidak terburu-buru mengubah kebijakan moneter. Menurutnya, kehati-hatian tetap diperlukan agar langkah kebijakan tidak justru memicu ketidakstabilan baru.

Sementara itu, Austan Goolsbee, Presiden The Fed Chicago, menekankan bahwa pihaknya masih menilai secara cermat apakah dampak tarif akan bersifat sementara atau berkepanjangan terhadap inflasi. Goolsbee mengisyaratkan bahwa keputusan September akan sangat bergantung pada perkembangan data ekonomi dalam beberapa pekan ke depan.

Pasar Global Menunggu Keputusan September

Dengan berbagai sinyal ini, pelaku pasar global kini menanti langkah The Fed pada pertemuan September. Pemangkasan suku bunga akan berpotensi melemahkan dolar lebih jauh, tetapi dapat memberikan dorongan pada pasar saham dan komoditas, sekaligus menurunkan biaya pinjaman bagi dunia usaha.

Bursa saham Eropa sebelumnya juga menunjukkan penguatan, sebagian besar karena investor berspekulasi The Fed akan segera memangkas suku bunga. Langkah tersebut dianggap mampu memberi napas segar pada ekonomi global yang tengah diliputi ketidakpastian akibat perang dagang dan perlambatan pertumbuhan di sejumlah negara besar.

Momentum Tekanan Terhadap The Fed Meningkat

Kombinasi data inflasi yang jinak, tekanan politik dari Gedung Putih, dan seruan dari pejabat tinggi pemerintahan menempatkan The Fed di posisi yang sulit untuk menahan suku bunga pada level saat ini.

Jika The Fed memutuskan memangkas suku bunga pada September, langkah ini akan menjadi salah satu kebijakan moneter paling signifikan tahun ini, sekaligus mengirim sinyal bahwa bank sentral bersedia merespons tekanan ekonomi dan politik secara bersamaan.

Dengan latar belakang tersebut, dolar AS berpotensi tetap berada di jalur pelemahan dalam jangka pendek, sementara pasar akan terus menakar arah kebijakan moneter berikutnya dari The Fed.

Related Posts

Data ADP Bisa Guncang Pasar “The Fed Kian Dekat ke Penurunan Suku Bunga”

Laporan ADP Agustus diperkirakan tambah 68 ribu pekerjaan baru, jadi sinyal penting sebelum NFP dan rapat The Fed. Bagaimana dampaknya pada dolar AS dan peluang pemangkasan suku bunga? PipTrail –…

Dolar AS Tertekan Putusan Tarif Trump dan Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga Fed Bisa Guncang Pasar

Dolar AS menghadapi tekanan ganda setelah pengadilan banding menyatakan tarif Trump ilegal dan pasar menanti pemangkasan suku bunga The Fed. Simak analisis lengkap dampaknya terhadap DXY, Treasury, dan prospek ekonomi…

One thought on “Dolar Melemah Dua Hari Beruntun, Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed Kian Menguat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *