
Pertemuan Menteri Pertanian Indonesia dan Kanada hasilkan komitmen peningkatan ekspor CPO, sapi hidup, dan kerja sama teknologi pertanian. Inisiatif ini perkuat ketahanan pangan global di tengah tantangan geopolitik dan iklim.
PipTrail – Pertemuan bilateral strategis antara Menteri Pertanian Indonesia, Andi Amran Sulaiman, dan Menteri Pertanian dan Pangan Kanada, Heath MacDonald, membuka babak baru kerja sama pertanian kedua negara. Digelar di Kantor Pusat Kementerian Pertanian (Kementan), pertemuan ini menandai kunjungan internasional pertama MacDonald sejak menjabat, dengan Indonesia menjadi negara tujuan pertamanya. Langkah ini mencerminkan tingginya prioritas hubungan pertanian antara kedua negara.
Dalam pertemuan yang berlangsung hangat, kedua menteri sepakat memperkuat kerja sama di sektor pertanian untuk menghadapi tantangan global seperti krisis iklim, tekanan geopolitik, dan ancaman terhadap ketahanan pangan dunia. Menteri Amran menekankan bahwa kemitraan saling menguntungkan merupakan kunci untuk menjaga dan meningkatkan stabilitas pasokan pangan nasional maupun global.
Target Naikkan Posisi Indonesia sebagai Eksportir Utama CPO ke Kanada
Salah satu topik utama yang menjadi fokus diskusi adalah peningkatan ekspor minyak kelapa sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) Indonesia ke Kanada. Saat ini, Indonesia menempati posisi kedua sebagai eksportir CPO ke Kanada. Pemerintah Indonesia menargetkan posisi itu bisa naik ke peringkat pertama melalui intensifikasi kerja sama dan optimalisasi jalur perdagangan bilateral.
“Kami mendorong agar ke depan Indonesia menjadi eksportir utama CPO ke Kanada. Intinya kita memperkuat kerja sama dan menjadikan hubungan ini saling menguntungkan,” ungkap Menteri Amran dalam siaran pers resmi, Kamis (31/7).
Permintaan CPO global yang terus meningkat, khususnya dari negara-negara maju seperti Kanada, membuka peluang besar bagi Indonesia untuk memperluas pasar ekspornya. Selain aspek ekonomi, peningkatan ekspor CPO juga menjadi simbol diplomasi komoditas yang strategis.
Kerja Sama Lebih Luas: Sapi Hidup, Susu, dan Transfer Teknologi Pertanian
Selain CPO, ruang kolaborasi antara Indonesia dan Kanada juga terbuka lebar di sektor peternakan, terutama untuk produk susu dan sapi hidup. Kanada, yang dikenal sebagai negara dengan sistem peternakan dan teknologi pertanian modern, siap berbagi teknologi untuk mendukung transformasi pertanian Indonesia menuju praktik yang lebih berkelanjutan.
Isu transfer teknologi modern juga mencakup penguatan pertanian berbasis iklim (climate-smart agriculture), yang kini menjadi perhatian utama dalam menghadapi krisis iklim yang semakin nyata. Teknologi pertanian presisi, sistem irigasi cerdas, dan pengelolaan rantai pasok digital menjadi fokus utama dalam pembahasan transfer teknologi tersebut.
“Situasi geopolitik yang kita hadapi saat ini memberi kita peluang untuk meningkatkan perdagangan dengan Indonesia, mempererat persahabatan, dan membangun keberlanjutan, khususnya di sektor pertanian,” ujar Menteri Heath MacDonald.
Implementasi CEPA Indonesia-Kanada Jadi Pengungkit Utama
Salah satu landasan penting kerja sama yang turut disinggung dalam pertemuan adalah implementasi Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) antara Indonesia dan Kanada yang baru disepakati. CEPA dinilai akan memberikan fasilitas tarif yang lebih kompetitif serta memperkuat kepastian hukum dan akses pasar bagi kedua negara, terutama di sektor komoditas pertanian.
CEPA juga akan memperluas ruang kerja sama beyond trade—termasuk investasi pertanian, riset bersama, serta pelatihan petani dan peternak. Dalam jangka panjang, implementasi CEPA diharapkan menciptakan efek pengganda terhadap peningkatan ekspor Indonesia, serta mengundang investasi Kanada ke sektor pertanian nasional.
Kinerja Ekspor Pertanian RI ke Kanada Capai US$222 Juta
Pada 2024, ekspor komoditas pertanian Indonesia ke Kanada tercatat mencapai lebih dari US$ 222 juta. Empat komoditas utama yang menjadi andalan ekspor tersebut adalah:
Karet: US$ 115,4 juta
Kakao: US$ 58,2 juta
Kopi: US$ 29,5 juta
Nanas: US$ 5,8 juta
Angka-angka ini menunjukkan potensi besar yang dimiliki Indonesia dalam memperluas portofolio produk pertanian ekspornya ke Kanada. Dengan perluasan komoditas seperti CPO, susu, dan sapi hidup, nilai perdagangan bilateral di sektor pertanian diprediksi akan melonjak tajam dalam beberapa tahun ke depan.
Tonggak Baru Diplomasi Pertanian
Pertemuan antara Indonesia dan Kanada ini bukan hanya forum kerja sama teknis, melainkan menjadi tonggak penting diplomasi pertanian global. Kedua negara menempatkan pertanian sebagai instrumen utama dalam menjawab tantangan pangan dan perubahan iklim yang semakin kompleks.
Di tengah meningkatnya proteksionisme dan ketegangan geopolitik dunia, sinyal kuat dari Indonesia dan Kanada untuk mempererat kerja sama pertanian merupakan langkah strategis yang dapat memberi contoh bagi negara-negara lain. Dengan mendorong perdagangan terbuka, transfer teknologi hijau, dan kolaborasi strategis, kedua negara berupaya menciptakan tatanan pertanian global yang lebih adil, berkelanjutan, dan tangguh.







