
Harga emas mencetak rekor tertinggi baru di level 3508,70 ditopang pelemahan dolar AS. Investor menanti rilis data ISM manufaktur dan arah kebijakan The Fed yang bisa memicu volatilitas pasar.
PipTrail – Harga emas kembali menunjukkan performa gemilang di pasar global. Pada perdagangan Selasa (2/9/2025) sesi Asia, logam mulia ini berhasil menorehkan rekor tertinggi baru di level 3508,70. Kenaikan emas terjadi di tengah pelemahan dolar AS serta ekspektasi investor terhadap rilis data ekonomi penting dan perkembangan kebijakan bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed).
Dolar AS Melemah, Emas Naik Tanpa Henti
Pada perdagangan Senin, dolar AS bergerak cenderung terbatas karena pasar Amerika Serikat merayakan Hari Buruh (Labor Day). Minimnya katalis membuat volatilitas di pasar valuta asing tidak terlalu besar. Namun, kondisi tersebut justru menjadi ruang bagi emas untuk melanjutkan tren penguatan yang sudah berlangsung sejak pekan lalu.
Setelah sempat terkoreksi tipis ke level 3437 pada sesi Asia, emas langsung bangkit dan ditutup menguat di sekitar 3489. Tren positif ini berlanjut hingga Selasa pagi, yang akhirnya membawa harga menembus level psikologis 3500 dan mencetak rekor baru.
Investor Tunggu Arah Kebijakan The Fed
Menariknya, kenaikan emas kali ini tidak semata-mata terkait dengan ekspektasi pemangkasan suku bunga. Pasar justru menyoroti perkembangan status hukum salah satu anggota Dewan Gubernur The Fed, Lisa Cook. Pengadilan di Washington masih menunda keputusan pada Jumat lalu dan baru akan melanjutkan sidang pada Selasa malam waktu setempat (Rabu pagi WIB).
Meski isu ini bukan faktor utama kebijakan moneter, ketidakpastian mengenai komposisi Dewan Gubernur The Fed tetap menjadi perhatian investor. Sentimen ini membuat sebagian pelaku pasar cenderung mengambil posisi aman dengan mengalihkan dana ke aset lindung nilai seperti emas.
Fokus Malam Ini Data ISM Manufaktur
Selain isu The Fed, perhatian utama pasar malam ini tertuju pada rilis data ISM manufaktur. Angka ini diperkirakan naik tipis dari 48,0 menjadi 48,9, namun masih berada di zona kontraksi (di bawah level 50).
Sebagai perbandingan, versi data S&P Global justru memperkirakan kenaikan lebih signifikan, dari 49,8 menjadi 53,3, yang berarti telah masuk kembali ke zona ekspansi. Perbedaan proyeksi inilah yang membuat pasar menunggu dengan penuh kewaspadaan, karena hasil aktual bisa memicu pergerakan tajam di berbagai instrumen, termasuk emas.
Analisis Teknikal Emas Tren Bullish Masih Dominan
Dari sisi teknikal, grafik harian (daily candlestick) menunjukkan pola bullish selama 7 hari berturut-turut sejak 22 Agustus 2025. Breakout di atas resistance 3420 pada awal pekan menjadi pemicu penguatan lanjutan. Kini, level tersebut telah berubah menjadi area support bersama zona 3451–3453.
Rekor terbaru di level 3508,70 membuka peluang emas untuk melanjutkan penguatan ke area target berikutnya di 3540–3550 bahkan hingga 3600. Selama harga tetap bertahan di atas area support kritis, tren bullish diperkirakan akan berlanjut.
Pada grafik 4 jam (H4), support efektif terlihat di area hijau 3427–3438. Swing low di sesi Asia pada level 3437 tidak kembali tersentuh, sementara swing low sesi New York bertahan di 3467 sebelum harga kembali melesat. Pola ini menandakan kekuatan buyer masih dominan.
Proyeksi Koreksi Terbatas, Buy Masih Lebih Disarankan
Meski tren utama berada dalam fase WAVE 3 yang bullish, potensi koreksi wave (4) tetap terbuka. Namun, koreksi diperkirakan terbatas di area 3453–3469 (zona biru) dan 3427–3438 (zona hijau). Kedua area ini justru dapat menjadi peluang buy bagi investor yang menunggu harga lebih rendah.
Strategi sell dianggap berisiko tinggi karena kondisi fundamental dan teknikal masih mendukung bullish. Aksi jual baru bisa dipertimbangkan jika harga menembus di bawah 3403–3406, dengan target koreksi ke 3390–3393 atau bahkan 3358–3365. Namun, peluang ini relatif kecil tanpa dukungan data ekonomi yang sangat kuat.
Strategi Trading Buy on Dip Lebih Rasional
Dengan kondisi saat ini, strategi paling bijak adalah buy on dip di area support biru atau hijau. Fundamental yang masih bullish—didukung pelemahan dolar AS, ketidakpastian The Fed, dan potensi hasil ISM yang tidak terlalu positif—membuat prospek kenaikan emas tetap terbuka lebar.
Bagi trader jangka pendek, volatilitas kemungkinan meningkat pada rilis data ISM malam ini pukul 21.00 WIB. Oleh karena itu, manajemen risiko tetap diperlukan, mengingat lonjakan harga bisa terjadi secara tiba-tiba.
Harga emas kini berada pada jalur bullish yang solid, mencatat rekor baru di atas 3500. Dengan kombinasi pelemahan dolar, ketidakpastian politik di The Fed, serta rilis data ISM manufaktur, pasar emas berpotensi tetap bergerak positif. Selama harga bertahan di atas area support kunci, peluang kenaikan menuju 3550–3600 terbuka lebar.
Bagi investor, momentum ini menjadi sinyal penting untuk memperhatikan strategi masuk yang tepat, karena emas terbukti masih menjadi aset lindung nilai yang andal di tengah gejolak pasar global.