Euro Tertekan, Dolar AS Melambung: Pasar Uang Bereaksi Kuat terhadap Data Inflasi dan Tenaga Kerja

Euro terus melemah terhadap dolar AS selama enam hari berturut-turut, didorong oleh data inflasi AS yang kuat dan ketahanan pasar tenaga kerja. Apa dampaknya terhadap EUR/USD? Simak analisis lengkapnya di sini.

PipTrail – Nilai tukar euro terhadap dolar AS terus tertekan dan mendekati level terendah dalam beberapa minggu terakhir. Pasangan mata uang EUR/USD berada di bawah tekanan berat selama enam hari berturut-turut, mencerminkan dominasi greenback di pasar global yang semakin diperkuat oleh data ekonomi Amerika Serikat yang solid.

Hingga perdagangan sesi Amerika pada Kamis malam, pasangan EUR/USD diperdagangkan mendekati 1,1411, menandai penurunan mingguan hampir 2,83%, dan berpotensi mencatat pelemahan bulanan pertama sejak Desember 2024. Tekanan ini muncul seiring Indeks Dolar AS (DXY) melonjak ke level tertinggi dua bulan, mendekati titik psikologis penting di angka 100,00.

Lonjakan Greenback Dipicu Data Inflasi AS

Penguatan dolar AS sebagian besar dipicu oleh rilis data inflasi terbaru dari Biro Analisis Ekonomi AS. Indeks Harga Belanja Konsumsi Pribadi (PCE) — yang menjadi indikator inflasi pilihan utama bagi Federal Reserve — menunjukkan lonjakan sebesar 0,3% secara bulanan pada bulan Juni, naik dari 0,2% di bulan Mei. Secara tahunan, PCE inti naik menjadi 2,8%, sedikit lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya di 2,7%.

Peningkatan inflasi yang konsisten ini memperkuat spekulasi bahwa The Fed bisa tetap mempertahankan kebijakan suku bunga ketat lebih lama dari yang diperkirakan. Hal ini mendorong para pelaku pasar untuk memperbesar eksposur mereka pada dolar AS, meninggalkan euro yang cenderung stagnan.

Pasar Tenaga Kerja AS Tetap Kuat

Tidak hanya inflasi, pasar tenaga kerja AS juga memberikan kejutan positif. Klaim pengangguran awal tercatat menurun menjadi 218.000, lebih rendah dari proyeksi 224.000, menandakan bahwa pasar kerja tetap solid dan ketat. Di saat yang sama, pendapatan pribadi warga AS naik 0,3%, mengalahkan ekspektasi 0,2% dan pulih dari penurunan tajam bulan sebelumnya.

Sementara itu, belanja pribadi naik 0,3%, meskipun sedikit di bawah ekspektasi pasar di 0,4%, namun tetap mencerminkan pemulihan signifikan dibandingkan kontraksi 0,1% yang terjadi di bulan Mei.

Gabungan dari data inflasi dan tenaga kerja yang kuat ini memicu reli besar pada dolar AS, mempertegas dominasi greenback di pasar valas.

Inflasi Jerman dan Data Zona Euro Gagal Dorong Euro

Di sisi lain, data ekonomi dari Zona Euro justru gagal memberikan dorongan positif bagi euro. Indeks Harga Konsumen (CPI) Jerman naik 0,3% secara bulanan di bulan Juli, sedikit lebih tinggi dari ekspektasi 0,2%, namun tidak cukup untuk mengimbangi tekanan dari dolar. Secara tahunan, CPI Jerman tetap stabil di 2,0%, sejalan dengan konsensus pasar.

Sementara itu, Indeks Harga Konsumen yang Diharmonisasi (HICP) — indikator inflasi yang dipantau oleh Bank Sentral Eropa (ECB) — naik 0,4% MoM, namun laju tahunan justru turun dari 1,9% menjadi 1,8%, lebih rendah dari target ECB di 2%. Penurunan ini semakin memperlemah argumen untuk kebijakan moneter yang lebih agresif dari ECB.

Data Positif Zona Euro Tak Cukup Kuat

Satu-satunya kabar baik dari kawasan Eropa datang dari sektor tenaga kerja. Eurostat melaporkan bahwa tingkat pengangguran zona euro turun menjadi 6,2% di bulan Juni, lebih baik dari ekspektasi 6,3%, dan bahkan revisi bulan sebelumnya juga diturunkan dari 6,3% menjadi 6,2%.

Meski begitu, data ini tidak cukup untuk mengubah sentimen negatif terhadap euro. Pasar tampaknya lebih fokus pada perbedaan kebijakan moneter antara ECB yang cenderung dovish dan The Fed yang masih hawkish. Selama ketimpangan ini bertahan, euro kemungkinan akan tetap berada di bawah tekanan.

Level Teknis dan Psikologis EUR/USD

Secara teknikal, level 1,1400 menjadi area support psikologis penting untuk pasangan EUR/USD. Penurunan di bawah level ini dapat memicu tekanan lanjutan menuju support berikutnya di kisaran 1,1350. Sementara itu, resistance terdekat berada di sekitar 1,1450, yang jika tertembus, bisa membuka jalan untuk pemulihan lebih lanjut — meski peluangnya saat ini masih terbatas.

Trader dan investor kini memantau dengan cermat arah kebijakan Federal Reserve dalam pertemuan-pertemuan mendatang, serta perkembangan inflasi di kawasan Eropa yang belum menunjukkan arah pemulihan yang konsisten.


Kesimpulan

Euro tengah menghadapi tekanan besar dari kombinasi faktor: data inflasi dan ketenagakerjaan AS yang kuat, dominasi dolar, serta lemahnya data inflasi zona euro. Meskipun pasar tenaga kerja Eropa tetap tangguh, tidak cukup untuk mendorong euro keluar dari tren turun.

Selama perbedaan arah kebijakan moneter antara Fed dan ECB masih mencolok, pasangan EUR/USD berpotensi melanjutkan pelemahan. Investor disarankan tetap waspada terhadap rilis data makroekonomi utama dan pernyataan dari bank sentral sebagai katalis utama pergerakan pasar ke depan.

 

Related Posts

Inflasi IHK Australia Kuartal III 2025 Naik 1,3% AUD Menguat Lawan Dolar AS

Inflasi IHK Australia Kuartal III 2025 naik 1,3% QoQ, melampaui ekspektasi pasar 1,1%. Data ABS mendorong penguatan Dolar Australia (AUD) terhadap Dolar AS (USD) menjelang keputusan kebijakan moneter RBA. PipTrail…

Yen Jepang terhadap Dolar AS Naik ke Tertinggi 1 Minggu, Spekulasi BoJ dan The Fed Jadi Sorotan

Yen Jepang terhadap Dolar AS menguat ke level tertinggi satu minggu di tengah kekhawatiran intervensi pasar dan spekulasi kebijakan suku bunga BoJ. Simak analisis lengkap dampaknya terhadap USD/JPY jelang keputusan…

One thought on “Euro Tertekan, Dolar AS Melambung: Pasar Uang Bereaksi Kuat terhadap Data Inflasi dan Tenaga Kerja

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *