
PipTrail – Harga emas naik ke $3.375 didorong pelemahan dolar AS, laporan NFP yang buruk, dan gejolak politik di AS. Ekspektasi penurunan suku bunga Fed kian meningkat.
Emas Terus Naik, Menembus Level $3.375
Harga emas (XAU/USD) memulai pekan ini dengan tren positif dan stabil di atas level $3.370 setelah mencatatkan pemantulan tajam dari level terendah harian di $3.345. Ini menandai pemulihan signifikan dari tekanan yang sempat terjadi, menyusul rilis data Nonfarm Payrolls (NFP) Amerika Serikat bulan Juli yang mengecewakan dan pelemahan berkelanjutan dari Dolar AS.
Logam mulia ini terus menjadi aset pelarian utama bagi investor yang khawatir terhadap gejolak ekonomi dan politik, terutama menjelang pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed) pada September mendatang.
Data Ketenagakerjaan Mengecewakan: Pasar Mulai Prediksi Penurunan Suku Bunga
Laporan pekerjaan AS bulan Juli memperlihatkan hanya terjadi penambahan 73.000 lapangan kerja — jauh di bawah ekspektasi pasar yang memperkirakan 110.000. Bahkan, data lapangan kerja bulan Mei dan Juni direvisi turun drastis, memotong total 258.000 pekerjaan dari angka sebelumnya.
Tingkat pengangguran pun naik ke 4,2%, memperkuat sinyal perlambatan ekonomi AS. Alhasil, pelaku pasar kini memperkirakan probabilitas sebesar 77% bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga pada pertemuan September, berdasarkan alat FedWatch dari CME Group. Probabilitas ini melonjak tajam dari hanya 37% sebelum laporan NFP dirilis.
Dolar AS Melemah, Imbal Hasil Obligasi Tertekan
Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur kekuatan Greenback terhadap enam mata uang utama dunia, turun ke level 98,78 pada Senin, melanjutkan pelemahan lebih dari 1,3% yang terjadi pada Jumat sebelumnya. Imbal hasil obligasi AS 10-tahun sempat turun drastis ke posisi terendah satu bulan, meskipun sedikit pulih ke level 4,23% pada awal pekan ini.
Sementara itu, imbal hasil obligasi 30-tahun naik ke 4,83%. Fluktuasi ini mencerminkan ketidakpastian pasar terhadap jalur kebijakan suku bunga ke depan di tengah sinyal-sinyal perlambatan ekonomi yang semakin jelas.
Gejolak Politik Tambah Tekanan: Trump Pecat Kepala BLS
Dalam perkembangan mengejutkan, Presiden AS Donald Trump memecat Kepala Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS), Erika McEntarfer, pada hari yang sama ketika laporan NFP dirilis. Trump menuduh McEntarfer — tanpa bukti — telah memanipulasi data ketenagakerjaan untuk merusak citra pemerintahannya dan Partai Republik.
Langkah ini memicu keprihatinan besar dari para ekonom dan pengamat pasar mengenai independensi lembaga-lembaga statistik ekonomi di AS. Selain itu, kredibilitas data makroekonomi AS juga dipertanyakan, sehingga menambah lapisan ketidakpastian yang membuat investor semakin berhati-hati.
Resign Gubernur The Fed Tambah Arah Dovish
Tak hanya BLS, gejolak internal juga terjadi di The Fed. Gubernur Federal Reserve Adriana Kugler secara mengejutkan mengundurkan diri lebih awal dari masa jabatannya yang seharusnya berakhir pada akhir tahun. Pengunduran dirinya efektif mulai 8 Agustus.
Kepergian Kugler membuka jalan bagi Presiden Trump untuk menunjuk pengganti yang mungkin lebih berpihak pada kebijakan moneter longgar. Ini bisa memperkuat kampanye Trump untuk mendorong pemangkasan suku bunga yang lebih agresif menjelang pemilu mendatang.
Ketegangan Geopolitik dengan Rusia Semakin Meningkat
Di tengah tekanan domestik, ketegangan antara Amerika Serikat dan Rusia juga memanas. Presiden Trump menetapkan tenggat waktu bagi Moskow untuk menyetujui gencatan senjata di Ukraina hingga akhir pekan ini. Bila gagal, sanksi berat akan dijatuhkan.
Menambah tekanan, Trump juga memerintahkan pemindahan dua kapal selam nuklir AS mendekati wilayah Rusia sebagai respons atas pernyataan provokatif dari mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev. Ketegangan ini meningkatkan volatilitas di pasar energi dan menambah daya tarik emas sebagai aset lindung nilai.
Indikator Teknis Masih Netral, Tapi Sentimen Dovish Dominan
Secara teknikal, emas bergerak di atas Simple Moving Average (SMA) 50-hari dan menemukan dukungan kuat di SMA 100-hari. Relative Strength Index (RSI) berada di kisaran 53, menandakan kondisi pasar masih netral. Indikator MACD berada di bawah garis nol, namun histogram mulai menunjukkan tanda-tanda penguatan bullish.
Jika harga mampu menembus level $3.370 secara konsisten, potensi pengujian resistance berikutnya di $3.450 akan terbuka lebar. Jika itu tercapai, logam mulia ini bisa kembali menargetkan rekor tertinggi sepanjang masa.
Prospek Emas Masih Kuat: Fokus pada Data Inflasi dan Pidato The Fed
Minggu ini, kalender ekonomi AS relatif ringan. Namun sejumlah rilis penting seperti PMI Jasa ISM, data pesanan pabrik, serta klaim pengangguran mingguan bisa mempengaruhi sentimen pasar. Selain itu, beberapa pejabat tinggi The Fed dijadwalkan akan memberikan pernyataan yang bisa menjadi petunjuk arah kebijakan moneter selanjutnya.
Pidato dari Presiden Fed Boston Susan Collins, Gubernur Lisa Cook, hingga Presiden Fed St. Louis Alberto Musalem akan diawasi ketat oleh investor global.
Kombinasi Tekanan Makro dan Politik Dukung Harga Emas
Dengan pelemahan data ekonomi, meningkatnya risiko intervensi politik terhadap lembaga ekonomi AS, dan ketegangan geopolitik yang meningkat, harga emas berada dalam posisi menguntungkan untuk terus naik. Pasar kini menunggu sinyal tegas dari The Fed sambil mengamati dinamika politik di Washington.
Selama Dolar AS tetap lemah dan ekspektasi pemotongan suku bunga tetap tinggi, logam mulia ini diperkirakan akan tetap diminati sebagai aset safe haven utama.





