Harga Minyak WTI Jatuh 5% ke $56,50: Kekhawatiran Kelebihan Pasokan Meningkat Jelang Pertemuan Trump-Putin

PipTrail – Harga minyak WTI jatuh ke level terendah lima bulan di $56,50 akibat kekhawatiran kelebihan pasokan global dan ketegangan geopolitik jelang pertemuan Trump-Putin. Simak faktor utama dan prospeknya ke depan.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kembali tergelincir tajam pada perdagangan Asia Jumat pagi, mencatat level terendah baru dalam lima bulan di $56,52 per barel. Saat artikel ini ditulis, harga minyak WTI bergerak di kisaran $56,70 per barel, menandakan tren bearish yang semakin kuat di pasar energi global.

Penurunan harga minyak WTI jatuh ini memperpanjang pelemahan yang telah berlangsung selama beberapa pekan terakhir, di tengah kekhawatiran meningkatnya pasokan global dan ketidakpastian geopolitik. Sentimen negatif datang menjelang pertemuan penting antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Hongaria. Pertemuan tersebut diharapkan membahas potensi penghentian perang di Ukraina serta kebijakan energi global yang akan berdampak besar pada pasar minyak dunia.

 Faktor Global yang Menekan Harga Minyak WTI

Salah satu faktor utama yang membuat harga minyak WTI jatuh adalah meningkatnya ekspektasi pasar terhadap pelonggaran sanksi terhadap ekspor energi Rusia. Jika hasil pertemuan Trump-Putin mengarah pada penghapusan atau pengurangan sanksi, maka pasokan minyak Rusia berpotensi meningkat signifikan ke pasar internasional. Kondisi ini dapat memperparah kelebihan pasokan (oversupply) yang sudah menjadi perhatian investor energi dalam beberapa bulan terakhir.

Selain itu, India dan Tiongkok, dua negara dengan konsumsi energi terbesar di dunia, masih menjadi fokus perhatian Washington. Amerika Serikat secara terbuka meminta kedua negara tersebut untuk menghentikan impor minyak mentah dari Rusia. Namun, hingga kini belum ada langkah konkret dari kedua negara tersebut untuk menurunkan ketergantungan pada minyak Rusia.

“Kami akan mengurangi impor, bukan menghentikan sepenuhnya,” ujar seorang pejabat pengolah minyak India, dikutip dari Reuters.

Langkah hati-hati ini menunjukkan bahwa negara-negara Asia masih menimbang faktor ekonomi dan stabilitas energi sebelum mengambil keputusan besar. Ketidakpastian tersebut turut menambah volatilitas harga minyak global.

Pertemuan Trump-Putin dan Dampaknya ke Pasar Minyak

Rencana pertemuan Trump-Putin di Hongaria menjadi sorotan dunia karena berpotensi mengubah dinamika geopolitik global. Jika pertemuan menghasilkan kesepakatan damai di Ukraina, pasar minyak mungkin menghadapi fase baru dengan lonjakan pasokan minyak Rusia ke pasar global. Hal ini tentu akan memperburuk tekanan terhadap harga minyak WTI yang sudah jatuh sebelumnya.

Namun, skenario sebaliknya juga mungkin terjadi. Jika pertemuan tersebut gagal atau memunculkan ketegangan baru, pasar minyak dapat mengalami rebound singkat akibat meningkatnya ketidakpastian geopolitik. Para analis memperkirakan volatilitas harga minyak akan tetap tinggi dalam jangka pendek.

Data EIA dan Peningkatan Persediaan Minyak AS

Faktor fundamental lain yang memperberat tekanan pada harga minyak WTI adalah laporan terbaru dari Administrasi Informasi Energi (EIA). Laporan yang dirilis Kamis lalu menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah AS meningkat sebesar 3,524 juta barel, jauh di atas perkiraan pasar yang hanya sekitar 0,12 juta barel.

Kenaikan stok minyak mentah ini memperkuat indikasi kelebihan pasokan global, terutama karena penurunan tingkat pemanfaatan kilang di AS. Banyak fasilitas penyulingan sedang memasuki periode pemeliharaan musim gugur, yang menyebabkan penyerapan minyak mentah menurun.

Peningkatan stok yang signifikan ini membuat pelaku pasar memperkirakan harga minyak WTI akan terus tertekan hingga ada tanda-tanda penurunan produksi atau peningkatan permintaan baru.

Tensi Perdagangan AS-Tiongkok Menambah Tekanan

Selain faktor geopolitik dan pasokan, ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok juga berkontribusi terhadap penurunan harga minyak WTI. Perwakilan Perdagangan AS Jamieson Greer dan Menteri Keuangan Scott Bessent baru-baru ini mengkritik kebijakan ekspor tanah jarang dari Beijing, menuduh Tiongkok melakukan “koersi ekonomi” dalam rantai pasokan global.

“Jika Tiongkok ingin menjadi mitra yang tidak dapat diandalkan bagi dunia, maka dunia harus memisahkan diri,” ujar Bessent, dikutip dari BBC.

Ketegangan ekonomi antara dua ekonomi terbesar dunia ini menimbulkan kekhawatiran baru tentang potensi perlambatan ekonomi global. Perlambatan tersebut akan menurunkan permintaan energi, termasuk minyak mentah, sehingga semakin menekan harga minyak WTI di pasar internasional.

Prospek Harga Minyak WTI ke Depan

Dengan kombinasi faktor geopolitik, peningkatan stok minyak di Amerika Serikat, dan ketegangan perdagangan global, harga minyak WTI jatuh masih berisiko berlanjut dalam waktu dekat. Pasar sedang menghadapi tekanan dari sisi pasokan yang berlimpah dan permintaan yang stagnan.

Meski begitu, analis menilai masih ada peluang untuk pemulihan terbatas jika hasil pertemuan Trump–Putin memunculkan kebijakan baru yang mendukung stabilisasi pasar minyak global.
Selain itu, keputusan OPEC+ mengenai pembatasan produksi pada pertemuan mendatang juga akan menjadi kunci arah harga minyak selanjutnya.

Dalam jangka menengah, pelaku pasar disarankan untuk tetap waspada terhadap data fundamental seperti laporan persediaan minyak EIA dan perkembangan ekonomi global, karena keduanya berpotensi memicu pergerakan harga signifikan.

 

Related Posts

Trump dan PM Takaichi Sepakat di Tokyo, Kesepakatan Baru AS–Jepang Buka Babak Emas Hubungan Ekonomi 2025

Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi menandatangani kesepakatan baru di Tokyo untuk memperkuat pasokan mineral kritis dan kerja sama strategis lintas sektor. Simak lima poin utama…

Pergerakan Valas Jepang 2025, 5 Poin Penting dari Peringatan Menteri Kiuchi Soal Stabilitas Yen

Pergerakan Valas Jepang 2025 jadi sorotan usai Menteri Ekonomi Minoru Kiuchi menegaskan pentingnya stabilitas yen agar tetap mencerminkan fundamental ekonomi. Simak lima poin utama dampaknya bagi ekonomi dan pasar Jepang.…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *