Harga Minyak WTI Naik 3%! OPEC+ Tunda Produksi, Pasar Bergejolak

Harga Minyak WTI Naik 3% ke level $61 setelah OPEC+ menunda peningkatan produksi. Ketegangan geopolitik dan kebijakan The Fed buat pasar bergolak.

PipTrail – Harga Minyak WTI Naik di awal perdagangan sesi Asia hari Senin, mendekati level $61,10 per barel. Kenaikan ini terjadi setelah kelompok OPEC+ memberikan sinyal akan menunda peningkatan produksi minyak yang sebelumnya direncanakan. Langkah tersebut memberi dorongan positif pada pasar energi global yang belakangan tertekan oleh kekhawatiran kelebihan pasokan.

West Texas Intermediate (WTI), patokan minyak mentah Amerika Serikat, naik sekitar 0,8% dibanding penutupan perdagangan minggu lalu. Penguatan ini menjadi tanda bahwa investor mulai kembali optimistis terhadap stabilitas harga minyak menjelang akhir tahun 2025.

Sentimen kenaikan juga diperkuat oleh meningkatnya ketegangan geopolitik dan perubahan arah kebijakan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed). Kombinasi faktor-faktor tersebut membuat pasar minyak kembali volatil setelah sempat melemah dalam beberapa minggu terakhir.

OPEC+ Tunda Kenaikan Produksi

Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, mengumumkan bahwa mereka akan menunda peningkatan produksi pada kuartal pertama tahun 2026. Keputusan ini muncul setelah kelompok tersebut menilai pasar masih dibayangi oleh potensi kelebihan pasokan akibat melambatnya permintaan global.

Meski begitu, pada bulan Desember mendatang OPEC+ tetap akan menaikkan produksi sekitar 137.000 barel per hari (bph) sesuai jadwal yang telah ditetapkan sejak Oktober. Namun, sinyal kuat dari organisasi tersebut menunjukkan bahwa kenaikan berikutnya kemungkinan besar akan ditunda.

Langkah ini mencerminkan sikap hati-hati negara-negara produsen utama seperti Arab Saudi dan Rusia. Mereka ingin menjaga harga minyak agar tetap stabil di tengah ancaman perlambatan ekonomi global dan meningkatnya produksi dari negara-negara non-OPEC seperti Amerika Serikat dan Brasil.

Faktor Geopolitik Dorong Harga WTI

Selain keputusan OPEC+, faktor geopolitik juga berperan besar dalam mendorong Harga Minyak WTI Naik. Ketegangan meningkat setelah serangan drone Ukraina menghantam salah satu pelabuhan minyak utama Rusia di Laut Hitam pada akhir pekan lalu.

Menurut laporan Reuters, serangan tersebut memicu kebakaran hebat dan merusak setidaknya satu kapal tanker. Wilayah tersebut merupakan lokasi strategis bagi jaringan distribusi minyak Rusia dan menjadi rumah bagi kilang besar yang dikelola oleh Rosneft PJSC dan Lukoil PJSC. Kedua perusahaan ini baru saja dikenai sanksi tambahan oleh Amerika Serikat pada bulan lalu.

Serangan terhadap infrastruktur energi Rusia memperburuk kekhawatiran pasokan global, terutama di tengah meningkatnya risiko konflik di Timur Tengah. Kondisi ini secara otomatis meningkatkan minat investor terhadap aset energi seperti minyak mentah, yang dianggap sebagai lindung nilai (hedge) terhadap ketidakpastian geopolitik.

Beberapa analis memperkirakan bahwa jika serangan terhadap fasilitas energi Rusia terus berlanjut, maka Harga Minyak WTI bisa kembali menembus level $63–$65 per barel dalam waktu dekat.

Dampak Kebijakan The Fed Terhadap Harga Minyak

Meski Harga Minyak WTI Naik, tekanan dari sisi kebijakan moneter global tetap membayangi pasar komoditas. Federal Reserve (The Fed) pada pekan lalu menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin, menjadi kisaran 3,75%–4,00%.

Langkah ini sempat mendorong ekspektasi bahwa The Fed akan melanjutkan siklus pelonggaran moneter pada bulan Desember. Namun, pernyataan hawkish dari Ketua The Fed Jerome Powell membatasi optimisme tersebut. Powell menegaskan bahwa pemangkasan suku bunga berikutnya belum tentu terjadi dalam waktu dekat, dengan alasan inflasi yang masih tinggi.

Komentar tersebut memperkuat nilai Dolar AS (USD) terhadap mata uang utama dunia. Kenaikan dolar sering kali memberikan tekanan terhadap harga minyak, karena minyak mentah diperdagangkan dalam denominasi USD. Akibatnya, pembeli asing harus membayar lebih mahal ketika nilai dolar menguat.

Walaupun demikian, pasar tampaknya lebih fokus pada faktor fundamental pasokan dan permintaan. Jika penundaan produksi OPEC+ benar-benar terwujud, efek negatif dari dolar yang menguat kemungkinan akan tertahan.

Prospek Harga Minyak WTI ke Depan

Ke depan, analis memperkirakan Harga Minyak WTI akan bergerak dalam kisaran $60–$63 per barel pada jangka pendek. Ketegangan geopolitik, kebijakan produksi OPEC+, serta arah kebijakan suku bunga The Fed menjadi faktor utama yang menentukan arah harga.

Laporan stok minyak mentah mingguan dari American Petroleum Institute (API) juga akan menjadi fokus investor. Jika laporan tersebut menunjukkan penurunan signifikan dalam stok minyak AS, hal itu dapat memperkuat tren kenaikan harga.

Beberapa analis energi memperingatkan bahwa volatilitas harga minyak masih akan tinggi hingga kuartal pertama 2026. Pasalnya, pasar sedang beradaptasi dengan kondisi ekonomi global yang melambat, sekaligus menghadapi perubahan strategi produksi dari negara-negara produsen utama.

Secara keseluruhan, kombinasi antara penundaan produksi OPEC+, ketegangan geopolitik, dan kebijakan moneter The Fed menjadi faktor kunci yang menopang sentimen positif terhadap pasar minyak mentah. Selama ketiga faktor tersebut belum menunjukkan tanda stabilisasi, Harga Minyak WTI Naik kemungkinan akan tetap menjadi tema utama di pasar energi global dalam beberapa bulan mendatang.

Kenaikan Harga Minyak WTI di atas $61,00 menandai momentum penting di pasar energi global. Penundaan peningkatan produksi oleh OPEC+ dan meningkatnya risiko geopolitik membuat harga minyak berpotensi bertahan di level tinggi. Meski ada tekanan dari penguatan Dolar AS, arah pasar minyak dalam waktu dekat masih condong ke tren positif — terutama jika permintaan global mulai pulih pada kuartal pertama 2026.

Related Posts

Dolar Australia Melemah Meski RBA Hati-Hati, AUD/USD Uji Level 0,6500

Dolar Australia melemah dua hari berturut-turut meskipun nada RBA tetap hati-hati. Simak analisis lengkap AUD/USD, faktor penguatan Dolar AS, serta prospek pergerakan harga terkini. PipTrail – Dolar Australia (AUD) kembali…

Penjualan Ritel Indonesia Naik 3,7% Fakta Menarik Daya Beli yang Menguat

Penjualan Ritel Indonesia naik 3,7%, menunjukkan daya beli masyarakat yang menguat. Temukan fakta menarik di balik pertumbuhan ritel ini, sektor apa yang jadi pendorong utama, dan bagaimana dampaknya bagi ekonomi…

One thought on “Harga Minyak WTI Naik 3%! OPEC+ Tunda Produksi, Pasar Bergejolak

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *