
IHSG berhenti sejenak setelah mencetak rekor tertinggi di 8.272. Simak analisis teknikal terbaru, faktor ekonomi, dan peluang pergerakan IHSG berikutnya di tahun 2025.
PipTrail – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia hari ini berada di 8.229,23, melemah 0,26% dari penutupan sebelumnya. Setelah menembus rekor tertinggi di area 8.272,63, IHSG 2025 terlihat melakukan konsolidasi. Pembukaan hari ini berada di 8.259,07 dengan pergerakan terbatas di kisaran 8.194,04 pada sesi pertama perdagangan.
Kondisi ini terjadi di tengah kosongnya rilis data ekonomi domestik, sehingga investor cenderung melakukan aksi ambil untung (profit taking) setelah penguatan beruntun. Beberapa indeks sektoral juga terlihat melemah, terutama INFOBANK15, yang turun 2,49%, mematahkan kenaikan tajam lebih dari 3% sehari sebelumnya.
Saham Perbankan Tekan IHSG 2025 di Akhir Pekan
Penurunan IHSG kali ini didorong oleh saham-saham perbankan besar. Emiten seperti BBRI (-3,89%), BBNI (-3,17%), ARTO (-2,78%), dan BMRI (-2,51%) menjadi penekan utama indeks.
Menurut analis, pelemahan sektor perbankan merupakan bentuk konsolidasi teknikal normal setelah reli kuat sebelumnya. Meski demikian, sentimen jangka panjang IHSG 2025 masih positif, terutama dengan prospek ekonomi domestik yang stabil.
Dukungan dari Ekonomi Syariah dan Akses Pasar Global
Dalam forum Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) di Jakarta, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan tren positif ekonomi syariah nasional. Ia menyebut aset keuangan syariah telah menembus Rp10.000 triliun pada 2025, mencerminkan potensi besar sektor ini dalam menopang pasar modal Indonesia.
Dalam kesempatan lain, Airlangga juga melakukan pertemuan virtual dengan perwakilan perdagangan AS (USTR), Jamieson Greer. Topik yang dibahas meliputi peningkatan akses pasar dan kerja sama ekonomi strategis antara kedua negara — yang dapat memperkuat posisi IHSG 2025 di mata investor global.
Rilis Data Ekonomi Indonesia dan Dampaknya pada IHSG 2025
Sepanjang minggu ini, pasar mencermati tiga data utama dari Indonesia:
Cadangan Devisa September 2025: turun ke $148,7 miliar dari sebelumnya $150,7 miliar.
Meski menurun, angka ini masih di atas standar internasional (3 bulan impor) dengan ketahanan mencapai 6,2 bulan impor.Indeks Keyakinan Konsumen September: berada di 115,0, tetap di zona optimis (>100) meski sedikit turun dari 117,2.
Penjualan Ritel Agustus 2025: tumbuh 3,5% YoY, lebih rendah dari 4,7% bulan sebelumnya.
Data berikutnya yang akan diperhatikan pasar adalah Investasi Asing Langsung (FDI) yang dijadwalkan rilis 15 Oktober 2025, pukul 14:15 WIB.
Imbal Hasil Obligasi dan Sentimen Pasar
Imbal hasil obligasi pemerintah 10 tahun stabil di 6,268%, setelah sempat mencetak terendah baru 2025 di 6,129%. Penurunan yield ini menandakan minat investor meningkat terhadap surat utang Indonesia, menunjukkan keyakinan pada stabilitas ekonomi nasional.
Tren ini juga memperkuat fundamental IHSG 2025, karena investor cenderung beralih ke saham saat yield menurun, mencari potensi imbal hasil lebih tinggi dari pasar ekuitas.
Emas Antam dan Emas Dunia Ikut Koreksi
Harga emas Antam 1 gram hari ini turun Rp9.000 ke Rp2.294.000, setelah kemarin menyentuh rekor Rp2.303.000. Di pasar global, emas dunia (XAU/USD) juga sedikit terkoreksi di bawah $4.000 per ons troy setelah menembus rekor $4.059.
Investor emas kini menanti rilis data inflasi dan sentimen konsumen dari University of Michigan, yang berpotensi memicu volatilitas jangka pendek.
Analisis Teknis IHSG 2025 – Momentum Bullish Masih Terjaga
Secara teknikal, IHSG 2025 memperlihatkan struktur higher highs dan higher lows, tanda tren naik (bullish) masih kuat.
RSI 14-hari: 66,87 → mendekati zona overbought (70).
SMA 200-hari: berada di 7.160, jauh di bawah harga saat ini — menegaskan kekuatan tren jangka panjang.
Area resistance IHSG 2025:
8.272,63 → rekor tertinggi (9 Okt 2025)
8.300 → level psikologis
8.350 → potensi target selanjutnya
Support kuat:
8.000 (level psikologis)
7.619 (low 9 Sep 2025)
7.547 (low 1 Sep 2025)
IHSG 2025 Masih Bullish Meski Ada Koreksi Ringan
Pergerakan IHSG hari ini mencerminkan fase konsolidasi sehat setelah kenaikan besar. Dengan dukungan fundamental ekonomi, peningkatan aset syariah, serta minat investor asing yang stabil, tren jangka menengah IHSG 2025 masih positif.
Investor disarankan memonitor level support 8.000 untuk peluang beli, sambil mengantisipasi data investasi asing dan pergerakan global sebagai katalis selanjutnya







