
Indeks Dolar AS melemah mendekati level 100,00 akibat penutupan pemerintah AS yang berkepanjangan. Pelajari faktor-faktor utama yang menekan DXY, termasuk kebijakan The Fed dan data ketenagakerjaan AS.
PipTrail – Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur nilai tukar Dolar Amerika Serikat terhadap enam mata uang utama dunia, diperdagangkan melemah di sekitar 100,05 pada sesi Asia hari Kamis. Pelemahan ini memperpanjang tren negatif DXY setelah penurunan tajam dalam beberapa minggu terakhir.
Faktor utama yang menekan Indeks Dolar AS adalah penutupan pemerintahan Amerika Serikat yang kini menjadi yang terpanjang dalam sejarah. Investor semakin khawatir terhadap dampak ekonomi yang berkepanjangan dari kebuntuan fiskal di Washington.
Penutupan Pemerintah AS dan Dampaknya terhadap DXY
Penutupan pemerintah dimulai pada 1 Oktober, setelah Kongres gagal mencapai kesepakatan mengenai pendanaan federal. Kini, lebih dari sebulan berlalu tanpa solusi yang jelas. Situasi ini menyebabkan meningkatnya ketidakpastian ekonomi, yang pada akhirnya melemahkan sentimen terhadap Dolar AS.
Senat belum menjadwalkan pemungutan suara terhadap langkah untuk membuka kembali pemerintahan. Upaya untuk menyetujui paket pendanaan bahkan telah gagal sebanyak 14 kali, menandakan kebuntuan politik yang dalam.
Kondisi ini memperburuk persepsi pasar terhadap stabilitas fiskal Amerika Serikat, sekaligus menekan imbal hasil obligasi dan membuat investor mencari aset aman lainnya seperti emas dan franc Swiss.
Dampak langsung terhadap Indeks Dolar AS:
- Menurunnya kepercayaan investor global terhadap Dolar.
- Meningkatnya ekspektasi perlambatan ekonomi AS.
- Tekanan terhadap imbal hasil obligasi jangka pendek.
Data ADP dan Kondisi Pasar Tenaga Kerja AS
Sementara dari sisi ekonomi, ada sedikit kabar positif. Data dari Automatic Data Processing (ADP) menunjukkan bahwa lapangan kerja sektor swasta meningkat 42.000 pada bulan Oktober. Angka ini lebih tinggi dari perkiraan pasar sebesar 25.000 dan menunjukkan adanya rebound setelah penurunan 29.000 pada bulan September.
Namun demikian, meskipun ada peningkatan moderat dalam pekerjaan, pasar masih menilai kondisi tenaga kerja mengalami pendinginan bertahap. Hal ini terjadi seiring absennya data resmi dari Biro Statistik Tenaga Kerja AS, yang tidak dapat merilis laporan akibat penutupan pemerintah.
Ketiadaan data resmi ini menciptakan ruang spekulasi baru di pasar valuta asing. Pelaku pasar enggan mengambil posisi besar terhadap Dolar karena ketidakpastian arah ekonomi dalam jangka pendek. Akibatnya, Indeks Dolar AS masih cenderung bergerak di kisaran bawah 100,50.
Kebijakan The Fed dan Prospek Suku Bunga
Kebijakan moneter juga menjadi fokus utama investor. Setelah dua kali pemangkasan suku bunga berturut-turut, Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan bahwa pihaknya melihat tanda-tanda pendinginan yang sangat bertahap di pasar tenaga kerja. Namun, ia menegaskan bahwa penurunan suku bunga lanjutan pada bulan Desember belum tentu terjadi.
“Kami tidak terburu-buru untuk memangkas suku bunga lagi tanpa bukti pelemahan ekonomi yang lebih nyata,” ujar Powell.
Sikap hati-hati ini mencerminkan keinginan The Fed untuk menjaga keseimbangan antara mendorong pertumbuhan dan menekan inflasi. Akibatnya, pasar memperkirakan peluang sekitar 50:50 untuk pemangkasan suku bunga tambahan menjelang akhir tahun.
Ketidakpastian arah kebijakan ini membuat Indeks Dolar AS sulit menguat signifikan dalam jangka pendek. DXY tampak masih terjebak dalam kisaran sempit antara 99,80 hingga 101,20.
Komentar Pejabat The Fed dan Sentimen Pasar
Gubernur The Fed Stephen Miran menyebut peningkatan data ketenagakerjaan tersebut sebagai “kejutan yang disambut baik”, namun ia juga memperingatkan bahwa “kebijakan moneter saat ini terlalu ketat.”
Beberapa pejabat penting The Fed lainnya — seperti Michael Barr, John Williams, Anna Paulson, Beth Hammack, Christopher Waller, dan Alberto Musalem — dijadwalkan memberikan pidato publik pada hari Kamis. Komentar mereka dapat menjadi katalis utama pergerakan Indeks Dolar AS dalam jangka pendek.
Jika pernyataan mereka cenderung hawkish (mendukung kebijakan ketat), DXY berpotensi rebound menuju area 101,00–101,50. Namun, jika mereka bersikap dovish, Dolar AS kemungkinan akan kembali melemah di bawah 100,00.
Analisis Teknis dan Prospek DXY ke Depan
Dari sisi teknikal, Indeks Dolar AS menghadapi tekanan jual di bawah level psikologis 100,50. Area 99,80 menjadi level support penting, sementara resistance jangka pendek terlihat di 101,20.
Indikator RSI dan MACD pada grafik harian menunjukkan momentum bearish yang masih dominan. Namun, adanya potensi komentar hawkish dari pejabat The Fed dapat memicu rebound teknikal jangka pendek.
Outlook teknikal:
- Jangka pendek: Bearish
- Jangka menengah: Netral hingga bearish
Arah Selanjutnya bagi Indeks Dolar AS
Pelemahan Indeks Dolar AS saat ini mencerminkan kombinasi antara ketidakpastian politik, penutupan pemerintah yang berkepanjangan, dan sikap hati-hati The Fed dalam menentukan arah suku bunga.
Selama belum ada kesepakatan di Kongres dan data ekonomi resmi tetap tertunda, tekanan terhadap DXY kemungkinan berlanjut. Jika The Fed memberikan sinyal dovish tambahan, Indeks Dolar AS berisiko menembus di bawah 100,00, membuka ruang menuju 99,50.
Sebaliknya, apabila terjadi kemajuan dalam negosiasi anggaran atau muncul pernyataan hawkish dari pejabat The Fed, DXY berpeluang pulih menuju kisaran 101,20–101,50.
Dengan ketidakpastian makro yang masih tinggi, investor disarankan memantau komentar pejabat The Fed serta perkembangan politik di Washington untuk menentukan arah pergerakan Dolar selanjutnya.





