“Profil Presiden Baru Korea Selatan: 7 Fakta Perjalanan Hidup Lee Jae-myung dari Buruh Pabrik hingga Istana Presiden”

Lee Jae-myung resmi menjadi Presiden Korea Selatan pada 4 Juni 2025. Berikut kisah inspiratifnya dari masa kecil miskin, bekerja di pabrik, hingga berhasil duduk di kursi presiden.

PipTrail – Profil Presiden Baru Korea Selatan: Perjalanan Hidup Lee Jae-myung dari Buruh Pabrik hingga Istana Presiden

Lee Jae-myung resmi menjabat sebagai Presiden Korea Selatan pada Rabu, 4 Juni 2025, setelah memenangkan pemilihan umum dan menggantikan Yoon Suk Yeol yang diberhentikan dari jabatannya. Politikus Partai Demokrat yang kini berusia 60 tahun itu sebelumnya kalah tipis dalam pemilihan presiden tahun 2022, namun bangkit kembali dan akhirnya memperoleh kepercayaan rakyat.

Dalam pidato singkatnya usai pengumuman kemenangan, Lee menegaskan komitmennya untuk memimpin Korea Selatan dengan penuh tanggung jawab. “Saya akan menjalankan amanah ini dengan komitmen teguh dan tanpa menyimpang,” ujarnya.

Masa Kecil dalam Kemiskinan dan Pekerjaan Berat

Lahir di sebuah desa pegunungan di Andong, Provinsi Gyeongbuk, pada tahun 1963, Lee merupakan anak kelima dari tujuh bersaudara. Masa kecilnya jauh dari kemewahan. Keluarganya hidup dalam kemiskinan, hingga memaksanya berhenti sekolah pada jenjang menengah pertama untuk bekerja secara ilegal demi membantu perekonomian keluarga.

Sebagai pekerja di pabrik sarung tangan bisbol di Seongnam, Lee mengalami kecelakaan kerja yang cukup parah. Tangannya terluka permanen akibat mesin press. Di usia 13 tahun, ia sudah merasakan kerasnya kehidupan dan bahkan sempat mencoba mengakhiri hidup karena tekanan mental dan sosial. Namun, kegagalan dalam upaya tersebut justru menjadi titik balik yang membawanya kembali berjuang.

Pendidikan dan Transformasi Menjadi Pengacara HAM

Lee tidak menyerah. Ia kembali melanjutkan sekolah dan berhasil masuk Universitas Chung-Ang di Seoul dengan beasiswa penuh. Ia menamatkan pendidikan hukum dan lulus ujian pengacara pada 1986. Fokus kariernya saat itu adalah membela kaum tertindas dan memperjuangkan hak asasi manusia.

Dalam memoar pribadinya, Lee menulis bahwa harapan dan cobaan selalu datang bersamaan. Ia percaya penderitaan hidupnya bukan untuk mematahkan semangat, melainkan menguji kesungguhannya dalam meraih masa depan.

Karier Politik: Dari Wali Kota hingga Presiden

Lee mengawali karier politiknya pada 2005 dengan bergabung ke Partai Uri, yang kemudian menjadi cikal bakal Partai Demokrat. Pada 2010, ia terpilih sebagai Wali Kota Seongnam dan dikenal lewat kebijakan kesejahteraan sosial seperti layanan medis gratis dan subsidi pendidikan.

Pada 2018, Lee menjabat sebagai Gubernur Provinsi Gyeonggi, wilayah terpadat di Korea Selatan. Ia mendapat pujian atas penanganan pandemi COVID-19, meskipun kerap berbenturan dengan pemerintah pusat. Gaya kepemimpinannya yang tegas dan langsung menarik simpati masyarakat kelas menengah dan bawah.

Kontroversi dan Kritik

Meskipun memiliki banyak pendukung setia, perjalanan politik Lee juga tidak lepas dari kontroversi. Ia pernah terlibat insiden mengemudi dalam keadaan mabuk pada 2004 dan berbagai konflik pribadi yang menjadi konsumsi media. Pada 2018, ia diguncang isu perselingkuhan dan pertengkaran dengan saudara kandung.

Kritik terhadap sikap politiknya yang keras juga datang dari lawan-lawan politik, terutama Partai Kekuatan Rakyat. Mereka menilai Lee terlalu agresif dan tidak kompromi, meskipun sebagian pemilih justru melihat hal itu sebagai simbol ketegasan.

Upaya Pembunuhan dan Ketegangan Politik

Pada awal 2024, Lee menjadi target serangan seorang pria yang mengaku ingin menggagalkan ambisinya menjadi presiden. Serangan itu gagal, namun memperlihatkan ketegangan tinggi dalam atmosfer politik Korea Selatan. Meski begitu, Lee tetap melanjutkan kampanye dengan strategi yang lebih tenang dan bijak, menghindari konfrontasi langsung yang selama ini menjadi ciri khasnya.

Kebijakan dan Harapan ke Depan

Sebagai presiden, Lee telah menyatakan prioritasnya dalam memperkuat perlindungan terhadap demokrasi, memperketat undang-undang darurat militer, serta meningkatkan dukungan terhadap usaha kecil dan menengah. Ia juga mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berbasis pada keadilan sosial.

Dengan latar belakang kehidupan yang penuh tantangan, Lee Jae-myung membawa narasi baru dalam kepemimpinan Korea Selatan. Sosoknya dianggap sebagai representasi harapan bagi rakyat kecil—bahwa siapa pun, dengan tekad kuat dan kerja keras, bisa mencapai puncak tertinggi dalam pemerintahan.

Lee juga dinilai sebagai simbol kebangkitan kelas pekerja dan inspirasi bahwa keberhasilan tak harus datang dari garis keturunan elit. Kini, seluruh mata tertuju pada bagaimana ia akan membawa Korea Selatan menuju babak baru, dengan harapan akan hadirnya keadilan, pemerataan ekonomi, dan stabilitas politik di tengah tantangan global yang terus berkembang.

Related Posts

Rp24 Triliun untuk Apa? Ini 5 Kritik Terbesar Stimulus Ekonomi Pemerintah 2025

Pemerintah menggelontorkan Rp24,44 triliun untuk stimulus ekonomi 2025, namun sejumlah ekonom menilai kebijakan ini hanya bersifat konsumtif dan sementara. Simak 5 kritik utama yang mencuat. PipTrail – Rp24 Triliun untuk…

Fakta Lengkap Izin Tambang PT GAG Nikel: 5 Pernyataan Bahlil Lahadalia Soal Polemik di Raja Ampat

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia meluruskan kontroversi tambang PT GAG Nikel di Raja Ampat. Simak 5 pernyataannya yang menjelaskan asal-usul izin, lokasi tambang, hingga kepemilikan saham perusahaan tambang tersebut. PipTrail –…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *