Investasi RI Kuartal II/2025 Melejit 11,5%, Tembus Rp477,7 Triliun dan Dorong Pemerataan Ekonomi

Investasi Indonesia di kuartal II/2025 melonjak 11,5% YoY menjadi Rp477,7 triliun. Sebaran investasi kini lebih merata di luar Jawa dan serap 665 ribu tenaga kerja. Simak rincian dan dampaknya bagi ekonomi nasional.

PipTrail –  Indonesia kembali mencatatkan kinerja impresif di sektor investasi. Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan bahwa realisasi investasi pada kuartal II tahun 2025 mencapai Rp477,7 triliun, mencatat pertumbuhan sebesar 11,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year).

Peningkatan ini menjadi sinyal positif bagi arah perekonomian nasional yang makin kokoh di tengah tantangan global. Disampaikan langsung oleh Menteri Investasi/Kepala BKPM Rosan P. Roeslani, realisasi investasi ini mencerminkan keberhasilan strategi pemerataan pembangunan dan pergeseran konsentrasi investasi dari Pulau Jawa ke wilayah lainnya.

Lompatan Signifikan dalam Penyebaran Investasi

Salah satu sorotan utama dalam rilis data tersebut adalah pemerataan investasi yang kini lebih merata ke luar Pulau Jawa. Dari total Rp477,7 triliun investasi, wilayah di luar Jawa menyumbang Rp240,2 triliun atau 50,3%, sedangkan Jawa mencatatkan Rp237,5 triliun atau 49,7%.

Dulu banyak konsentrasi di Jawa, sekarang lebih merata ke semua daerah,” ujar Rosan. “Sehingga pertumbuhan ekonomi baru dan penciptaan lapangan kerja semakin menyebar.”

Pergeseran ini menunjukkan keberhasilan kebijakan desentralisasi investasi dan pengembangan kawasan industri di luar pusat ekonomi tradisional seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung.

Serapan Tenaga Kerja Meningkat Signifikan

Peningkatan investasi tidak hanya berdampak pada angka makroekonomi, tapi juga memberikan efek langsung pada penyerapan tenaga kerja nasional. Sepanjang kuartal II/2025, jumlah tenaga kerja yang terserap mencapai 665.764 orang, naik dari 594.104 orang pada kuartal sebelumnya.

Artinya, realisasi investasi berhasil menyerap tambahan 71.660 tenaga kerja baru dalam kurun waktu hanya tiga bulan. Ini menjadi indikasi bahwa investasi yang masuk tidak hanya bersifat spekulatif, tetapi juga produktif dan padat karya.

PMDN Unggul, PMA Tetap Stabil

Realisasi investasi pada kuartal II/2025 terdiri dari dua komponen utama:

  • Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN): Rp275,5 triliun (57,7%)

  • Penanaman Modal Asing (PMA): Rp202,2 triliun (42,3%)

Dengan dominasi PMDN, terlihat bahwa pelaku usaha lokal semakin aktif dan percaya diri menanamkan modalnya di dalam negeri. Rosan mengapresiasi capaian ini dengan menyatakan bahwa kontribusi domestik patut diapresiasi karena “peningkatan dari dalam negeri cukup baik. Alhamdulillah kontribusinya lebih tinggi.”

Hal ini juga memperlihatkan bahwa perekonomian Indonesia makin mandiri dan tidak hanya bergantung pada arus investasi asing.

Sektor dan Wilayah Mana yang Mendominasi?

Meskipun belum dirinci secara lengkap dalam konferensi pers tersebut, tren sebelumnya menunjukkan bahwa sektor manufaktur, infrastruktur, energi, dan pertambangan merupakan pendorong utama realisasi investasi nasional. Beberapa provinsi di luar Jawa seperti Sulawesi Tengah, Kalimantan Timur, dan Sumatera Utara juga mulai menunjukkan pertumbuhan signifikan sebagai destinasi investasi baru.

Faktor-faktor pendukung utama mencakup:

  • Pembangunan infrastruktur dasar dan kawasan industri terintegrasi.

  • Insentif fiskal dan kemudahan perizinan melalui OSS (Online Single Submission).

  • Stabilitas politik dan makroekonomi yang terus dijaga.

Dampak Strategis bagi Ekonomi Nasional

Dengan realisasi investasi yang terus meningkat, terdapat multiplier effect yang luas bagi ekonomi Indonesia, di antaranya:

  1. Pertumbuhan ekonomi daerah lebih merata, mengurangi ketimpangan antarwilayah.

  2. Peningkatan kapasitas produksi nasional, mendorong daya saing industri.

  3. Perluasan basis pajak, meningkatkan pendapatan negara.

  4. Penciptaan lapangan kerja baru, membantu menekan angka pengangguran pasca-pandemi.

Tantangan yang Perlu Diwaspadai

Meski pertumbuhan investasi menggembirakan, tetap terdapat sejumlah tantangan yang harus diantisipasi, seperti:

  • Kepastian hukum dan birokrasi yang masih berbelit.

  • Kesiapan SDM di luar Jawa yang belum merata.

  • Kebutuhan energi dan logistik yang makin kompleks di daerah baru.

Pemerintah perlu memastikan bahwa kebijakan hilirisasi, pembangunan infrastruktur, dan reformasi regulasi terus berjalan agar minat investor tetap terjaga di jangka panjang.

Investasi Tumbuh, Indonesia Tangguh

Kinerja investasi kuartal II/2025 membuktikan bahwa Indonesia masih menjadi tujuan menarik bagi investor lokal maupun asing. Pemerataan ke luar Pulau Jawa serta peningkatan serapan tenaga kerja memperkuat posisi Indonesia sebagai negara yang tidak hanya ramah investasi, tapi juga berkomitmen terhadap inklusi ekonomi.

Dengan terus menjaga momentum ini dan mengatasi hambatan struktural, realisasi investasi berpotensi mendorong Indonesia menuju pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, merata, dan inklusif.

Related Posts

Shell PHK Karyawan Akibat BBM Langka, Pemerintah “Kolaborasi dengan Pertamina Solusi Utama”

Krisis BBM di SPBU Shell memicu PHK karyawan. Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menegaskan kuota impor sudah ditambah dan meminta SPBU swasta berkolaborasi dengan Pertamina agar stok BBM terjamin. PipTrail –  Industri…

Pemerintah Siapkan KUR Perumahan Rp130 Triliun, Danantara Tegaskan Dana Rp25 Triliun Sudah Masuk BTN

Pemerintah menyiapkan KUR perumahan Rp130 triliun dengan subsidi bunga 5,5–6% untuk atasi backlog 15 juta rumah. Bos Danantara sebut dana Rp25 triliun sudah masuk BTN, sementara peluncuran program dijadwalkan Oktober…

One thought on “Investasi RI Kuartal II/2025 Melejit 11,5%, Tembus Rp477,7 Triliun dan Dorong Pemerataan Ekonomi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *