
WTI melonjak 1,7% ke $59,30 setelah OPEC+ menghentikan kenaikan pasokan mulai Q1 2026, diperkuat ekspektasi pemotongan suku bunga The Fed.
PipTrail – Harga minyak mentah global kembali naik signifikan pada awal pekan ini. West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan menguat 1,7% menuju $59,30 per barel selama sesi Asia. Lonjakan ini terjadi setelah OPEC+ sepakat menghentikan kenaikan pasokan minyak mulai kuartal pertama 2026, sebuah keputusan yang menjadi katalis utama bagi menguatnya harga minyak.
Lonjakan Harga WTI Didukung Kebijakan Baru OPEC+
Keputusan OPEC+ ini menandai perubahan penting di pasar energi global. Sepanjang 2025, kelompok negara produsen minyak tersebut terus menambah pasokan secara agresif. Total peningkatan mencapai sekitar 2,9 juta barel per hari sejak April 2025. Penambahan pasokan yang besar tersebut sempat menimbulkan kekhawatiran mengenai kelebihan suplai, yang pada akhirnya membatasi pergerakan harga minyak.
Penghentian Kenaikan Output Menstabilkan Sentimen Pasar
Dengan pengumuman penghentian kenaikan produksi, pelaku pasar melihat sinyal stabilisasi dari sisi penawaran. Kondisi ini mendorong arus beli baru di pasar minyak, karena pelaku pasar memperkirakan ketidakseimbangan suplai dapat berkurang. Efeknya, harga minyak mulai bergerak naik lebih konsisten dan keluar dari tekanan yang membayangi sepanjang tahun ini.
Faktor Geopolitik Berperan dalam Arah Kebijakan OPEC+
Keputusan OPEC+ muncul di tengah lanskap geopolitik global yang dinamis, terutama terkait konflik Rusia–Ukraina. Amerika Serikat mendorong upaya diplomatik untuk mempercepat proses perdamaian. Bahkan muncul pembahasan bahwa AS dapat mempertimbangkan pencabutan sanksi tertentu terhadap Rusia jika tercapai kesepakatan damai.
Potensi Pemulihan Pasokan Rusia
Jika skenario tersebut terwujud, pasokan minyak dari Rusia berpotensi meningkat signifikan. Rusia merupakan salah satu pemasok penting di pasar global, sehingga pemulihan output mereka dapat memperbesar suplai global dalam jangka menengah. Namun untuk saat ini, pasar lebih fokus pada keputusan konkret dari OPEC+ terkait pasokan yang langsung memengaruhi kondisi perdagangan harian.
Mekanisme Baru Penilaian Kapasitas Produksi
Selain menghentikan kenaikan suplai, OPEC+ juga menyepakati langkah strategis lain, yaitu membentuk mekanisme untuk menilai kapasitas produksi maksimum setiap negara anggota. Mekanisme tersebut akan digunakan dalam menetapkan target output sejak 2027.
Tujuan Mekanisme Baru
- Transparansi lebih tinggi dalam penentuan kapasitas produksi.
- Stabilisasi harga minyak jangka panjang melalui kebijakan berbasis data aktual.
- Penyesuaian kebijakan terhadap dinamika permintaan global yang berubah karena transisi energi dan kondisi ekonomi dunia.
Langkah ini dianggap sebagai upaya untuk mengantisipasi perubahan struktural dalam permintaan energi global sekaligus menjaga keseimbangan pasar.
Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed Mengangkat Harga Minyak
Selain faktor suplai, sentimen positif terhadap harga minyak juga datang dari sisi kebijakan moneter AS. Pelaku pasar kini memperkirakan probabilitas 87% bahwa Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan Desember.
Dampak Kebijakan Moneter terhadap Harga Minyak
- Suku bunga lebih rendah → mendorong pertumbuhan ekonomi → meningkatkan permintaan energi.
- Dolar AS melemah → minyak menjadi lebih murah bagi negara dengan mata uang lain → permintaan naik.
Kombinasi efek tersebut memberi dukungan tambahan terhadap harga WTI, sehingga reli awal pekan menjadi semakin kuat.
Prospek Harga Minyak Jangka Pendek
Saat ini, harga WTI berada sangat dekat dengan level psikologis $60, yang menjadi area pantauan utama pelaku pasar. Banyak analis menilai bahwa jika sentimen bullish bertahan, bukan tidak mungkin harga akan menembus level tersebut dalam waktu dekat.
Namun Risiko Tetap Ada
Beberapa faktor yang dapat menahan kenaikan harga:
- Volatilitas geopolitik, terutama perkembangan konflik Rusia–Ukraina.
- Kemungkinan kenaikan suplai baru, baik dari produsen non-OPEC maupun kondisi geopolitik yang berubah.
- Pelemahan permintaan global, khususnya dari Eropa dan Tiongkok yang menghadapi risiko perlambatan ekonomi.
Meski demikian, dalam jangka pendek, tren harga diperkirakan tetap condong bullish seiring keputusan OPEC+ dan ekspektasi pemangkasan suku bunga.
Tiga Faktor Kunci Pendorong Kenaikan WTI
Lonjakan WTI menuju $59,30 didorong oleh tiga faktor utama:
- Keputusan OPEC+ menghentikan kenaikan pasokan minyak mulai Q1 2026.
- Pembentukan mekanisme baru untuk menilai kapasitas produksi anggota mulai 2027.
- Ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed dengan probabilitas 87%.
Gabungan ketiga faktor ini membentuk fondasi bullish yang kuat bagi pasar energi. Meski risiko tetap ada, langkah OPEC+ dalam menyeimbangkan suplai berhasil memberikan kepercayaan baru bagi investor dan pelaku pasar minyak.






