Yen Jepang terhadap Dolar AS Naik ke Tertinggi 1 Minggu, Spekulasi BoJ dan The Fed Jadi Sorotan

Yen Jepang terhadap Dolar AS menguat ke level tertinggi satu minggu di tengah kekhawatiran intervensi pasar dan spekulasi kebijakan suku bunga BoJ. Simak analisis lengkap dampaknya terhadap USD/JPY jelang keputusan The Fed dan BoJ.

PipTrail –  Yen Jepang terhadap Dolar AS terus menunjukkan penguatan signifikan selama dua hari berturut-turut dan berhasil mencapai level tertinggi satu minggu pada perdagangan sesi Asia, Rabu (29/10). Pergerakan ini terjadi di tengah meningkatnya spekulasi intervensi pemerintah Jepang dan ekspektasi bahwa Bank of Japan (BoJ) akan segera menaikkan suku bunga untuk menahan pelemahan mata uangnya.

Kondisi tersebut semakin memperkuat pandangan bahwa BoJ berada di jalur menuju normalisasi kebijakan moneter, sementara Federal Reserve (The Fed) di Amerika Serikat justru diperkirakan akan melonggarkan kebijakan dalam waktu dekat. Kombinasi ini mendorong Yen Jepang terhadap Dolar AS naik ke posisi yang lebih kuat.

Penguatan Yen Jepang terhadap Dolar AS

Pernyataan Menteri Ekonomi Jepang, Minoru Kiuchi, pada Selasa menjadi katalis utama bagi penguatan Yen. Ia menegaskan bahwa pemerintah akan memantau dengan cermat fluktuasi nilai tukar dan siap mengambil langkah jika diperlukan untuk menjaga stabilitas pasar.
Menurutnya, nilai tukar harus mencerminkan fundamental ekonomi Jepang, bukan sekadar reaksi terhadap pergerakan jangka pendek.

Langkah ini menumbuhkan kepercayaan bahwa pemerintah Jepang siap bertindak, baik melalui intervensi verbal maupun intervensi langsung, demi mencegah pelemahan Yen yang berlebihan. Di sisi lain, pelaku pasar menilai komentar tersebut sebagai sinyal awal kemungkinan intervensi resmi jika USD/JPY kembali menembus batas psikologis 155,00.

Selain itu, hasil pertemuan antara Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi dan Presiden AS Donald Trump turut memperkuat optimisme terhadap Yen. Keduanya menandatangani perjanjian strategis baru untuk mengamankan rantai pasokan mineral penting seperti tanah jarang dan litium. Langkah ini dianggap dapat memperkuat posisi Jepang dalam sektor energi dan manufaktur berteknologi tinggi.

Kerja sama ekonomi yang lebih erat ini memperbaiki sentimen pasar terhadap ekonomi Jepang secara keseluruhan dan menambah dukungan terhadap Yen Jepang terhadap Dolar AS.

Faktor Utama Penggerak Yen

Yen Jepang juga mendapatkan dorongan tambahan dari pernyataan Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, yang meminta Jepang memberikan ruang kebijakan lebih luas bagi BoJ agar dapat menjaga inflasi dan menghindari volatilitas nilai tukar yang berlebihan. Komentar ini menambah keyakinan bahwa Jepang akan mempercepat langkah pengetatan moneter, bahkan mungkin sebelum akhir tahun.

Sementara itu, di sisi lain, Dolar AS tengah berada di bawah tekanan akibat ekspektasi terhadap sikap dovish The Fed. Pasar memperkirakan bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada pertemuan FOMC kali ini, dengan peluang besar untuk pemangkasan tambahan pada Desember 2025.
Kebijakan pelonggaran ini menekan imbal hasil obligasi AS dan memperlemah Dolar di pasar global.

Kondisi ini menciptakan perbedaan arah kebijakan moneter (policy divergence) antara dua bank sentral terbesar dunia. Jika BoJ mengarah ke pengetatan sementara The Fed justru melonggarkan kebijakan, maka Yen Jepang terhadap Dolar AS berpotensi menguat lebih lanjut.

Ekspektasi Pasar terhadap Keputusan The Fed dan BoJ

Keputusan FOMC (Federal Open Market Committee) yang akan diumumkan Rabu malam waktu AS menjadi perhatian utama pasar global. Investor menunggu petunjuk apakah The Fed akan menegaskan sikap dovish-nya atau memberikan sinyal lebih hati-hati terkait inflasi yang masih di atas target.

Di sisi lain, Bank of Japan dijadwalkan mengumumkan kebijakan moneternya pada Kamis. Sebagian besar analis memperkirakan BoJ akan mempertahankan suku bunga ultra-rendah untuk sementara, sejalan dengan kebijakan fiskal ekspansif Perdana Menteri Takaichi yang berfokus pada pertumbuhan ekonomi dan peningkatan daya beli masyarakat.

Namun, tidak sedikit trader yang memperkirakan kenaikan suku bunga pertama sejak 2007 akan terjadi pada Desember 2025 atau awal 2026. Jika BoJ memberikan sinyal hawkish, itu dapat menjadi katalis kuat bagi penguatan Yen Jepang terhadap Dolar AS.

Analisis Teknis USD/JPY

Secara teknikal, pasangan USD/JPY menunjukkan tanda-tanda koreksi setelah gagal menembus area 153,25–153,30, yang kini membentuk pola double-top bearish di grafik harian.
Pola ini menjadi indikasi awal potensi pelemahan Dolar terhadap Yen.

Level 151,10–151,00 menjadi area support penting. Jika harga menembus level tersebut secara meyakinkan, potensi penurunan dapat berlanjut menuju 150,45 dan bahkan ke level psikologis 150,00.
Sebaliknya, rebound ke atas 152,20 mungkin hanya bersifat sementara karena area 152,90–153,00 masih menjadi zona resistansi kuat.

Prospek Yen Jepang terhadap Dolar AS ke Depan

Kinerja Yen Jepang terhadap Dolar AS dalam beberapa pekan mendatang akan sangat bergantung pada hasil dua keputusan penting bank sentral tersebut. Jika The Fed menurunkan suku bunga sementara BoJ menunjukkan sikap hawkish, maka JPY berpotensi memperpanjang penguatannya hingga akhir tahun 2025.

Namun, jika BoJ tetap mempertahankan kebijakan longgar atau memberi sinyal penundaan pengetatan, tekanan jual terhadap Yen bisa kembali muncul, terutama jika data ekonomi Jepang melemah.

Untuk jangka pendek, analis memperkirakan pasangan USD/JPY akan bergerak di kisaran 151,00–153,00, menunggu arah kebijakan yang lebih pasti.
Investor disarankan untuk memperhatikan pernyataan resmi dari BoJ dan The Fed, karena perbedaan kecil dalam nada komunikasi bisa berdampak besar terhadap nilai tukar.

Related Posts

Inflasi IHK Australia Kuartal III 2025 Naik 1,3% AUD Menguat Lawan Dolar AS

Inflasi IHK Australia Kuartal III 2025 naik 1,3% QoQ, melampaui ekspektasi pasar 1,1%. Data ABS mendorong penguatan Dolar Australia (AUD) terhadap Dolar AS (USD) menjelang keputusan kebijakan moneter RBA. PipTrail…

Trump dan PM Takaichi Sepakat di Tokyo, Kesepakatan Baru AS–Jepang Buka Babak Emas Hubungan Ekonomi 2025

Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi menandatangani kesepakatan baru di Tokyo untuk memperkuat pasokan mineral kritis dan kerja sama strategis lintas sektor. Simak lima poin utama…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *