
Pernahkah Anda menempatkan order trading pada harga tertentu, namun order justru tereksekusi pada harga yang berbeda? Fenomena ini disebut slippage, dan ini adalah bagian alami dari pasar forex yang bergerak cepat. Memahami slippage sangat penting, terutama bagi trader yang ingin meningkatkan akurasi entry, melindungi akun dari risiko tak terlihat, dan menjaga profit tetap stabil.
Artikel ini merangkum contoh slippage trading forex, penyebab utamanya, dan strategi efektif untuk mengurangi dampaknya — dalam versi yang lebih ringkas, mudah dipahami, dan siap untuk ranking di Google.
Apa Itu Slippage dalam Trading Forex?
Secara sederhana, slippage adalah selisih antara harga yang Anda harapkan dengan harga eksekusi sebenarnya. Misalnya, Anda ingin membeli di harga 1.1000, tetapi order tereksekusi di 1.1003. Selisih 3 pip itulah slippage.
Slippage bisa terjadi karena:
pasar bergerak sangat cepat,
likuiditas tiba-tiba menipis,
ukuran order terlalu besar, atau
jeda waktu eksekusi (latensi).
Tidak semua slippage merugikan. Ada dua jenis:
Slippage positif → harga eksekusi lebih baik dari harga yang Anda inginkan.
Slippage negatif → harga eksekusi lebih buruk (lebih umum terjadi).
Untuk penjelasan lebih lengkap dan pemahaman mendalam, Anda dapat melihat referensi tambahan pada halaman Slippage dalam trading forex.
Contoh Slippage Trading Forex yang Sering Terjadi
1. Slippage Saat Rilis Data NFP (Berita Besar)
Pak Budi melihat harga EUR/USD di 1.0850 menjelang rilis Non-Farm Payroll (NFP). Setelah data keluar lebih baik dari ekspektasi, ia langsung menekan tombol “Sell”.
Namun saat dieksekusi, ia mendapatkan harga 1.0835 — slippage 15 pip.
Kenapa bisa terjadi?
Saat berita besar keluar, harga bergerak dalam milidetik. Banyak order masuk bersamaan sehingga harga “melompat” melewati beberapa level tanpa transaksi di antaranya. Ini membuat slippage hampir tidak bisa dihindari.
Referensi: RRFX Economic Calendar
2. Slippage di Akhir Pekan (Weekend Gap)
Ibu Sari memegang posisi long GBP/USD dan memasang stop loss di 1.2450. Pada penutupan Jumat, harga berada di 1.2500.
Namun karena berita politik yang terjadi di akhir pekan, pasar dibuka pada 1.2420.
Stop loss-nya melompat dan tereksekusi pada harga pembukaan tersebut.
Ia mengalami slippage 30 pip yang tidak bisa dihindari karena gap.
Pelajaran:
Hati-hati memegang posisi melewati weekend tanpa proteksi ekstra.
3. Slippage pada Pair Eksotis
Andi ingin trading USD/TRY. Ia melihat harga 28.5000 dan menekan “Buy”.
Order tereksekusi di 28.5035 — 35 pip slippage.
Pasangan eksotis (TRY, ZAR, HUF, dll) memang rawan slippage karena:
likuiditas rendah,
spread lebar,
order book dangkal.
Untuk trader intraday, pair eksotis sebaiknya dipilih dengan hati-hati.
4. Slippage untuk Scalper dengan Posisi Besar
Rizki adalah scalper yang menargetkan 5–10 pip. Ia masuk posisi 5 lot pada USD/JPY di 149.50.
Eksekusi split terjadi:
2 lot → 149.50
2 lot → 149.52
1 lot → 149.53
Harga rata-rata = 149.514 → slippage 1.4 pip.
Untuk swing trader, 1 pip mungkin kecil.
Untuk scalper? Itu bisa mengurangi profit hingga 30–50%.
Ini disebut market impact: order besar memakan likuiditas di beberapa level harga.
5. Slippage di Jam Sepi (Low Liquidity Hours)
Maya sering trading EUR/USD pada pukul 02:00–04:00 WIB.
Harga di layar: 1.0900
Eksekusi: 1.0906
Slippage: 6 pip
Jam ini adalah periode paling sepi — menjelang penutupan sesi Sydney dan sebelum sesi Tokyo buka → order book tipis → spread melebar.
6. Slippage Ekstrem Saat Flash Crash
Pada flash crash GBP tahun 2016, harga anjlok 6% dalam beberapa menit.
Agus memiliki stop loss di 1.2400.
Saat crash, order tereksekusi di 1.2180 — slippage 220 pip.
Flash crash jarang, tetapi ketika terjadi, likuiditas hilang seketika karena penyedia likuiditas menarik order mereka.
Referensi edukasi: Flash Crash Explanation
Mengapa Slippage Terjadi?
1. Volatilitas Tinggi
Saat pasar bergerak cepat (news, geopolitik, keputusan suku bunga), harga berubah dalam hitungan milidetik — order tidak sempat dipenuhi pada harga lama.
2. Likuiditas Rendah
Likuiditas rendah → order tidak bisa dipenuhi dalam satu level harga → sebagian order harus “naik/turun” ke harga berikutnya.
Terjadi pada:
jam sepi,
pair minor/eksotis,
libur besar,
setelah weekend.
3. Ukuran Posisi Terlalu Besar
Order besar membutuhkan banyak likuiditas. Jika likuiditas tidak cukup, order menyebar ke level-level berikutnya.
4. Jenis Order
Market order → rawan slippage
Limit order → tidak kena slippage (tapi mungkin tidak tereksekusi)
Stop order → menjadi market order saat dipicu
5. Latensi Teknologi
Faktor latensi:
kecepatan internet,
jarak ke server broker,
kualitas infrastruktur broker,
kecepatan platform trading.
Trader algoritmik sering memakai VPS dekat server broker untuk mengurangi slippage.
Cara Mengurangi Slippage
1. Hindari Trading Saat News Penting
Jika bukan news trader, hindari trading 15–30 menit sebelum/ setelah:
NFP
CPI
keputusan suku bunga
GDP
pidato bank sentral
2. Trading Saat Likuiditas Tinggi
Waktu terbaik:
Overlap London–New York (20:00–24:00 WIB)
Pembukaan sesi London
Pembukaan sesi New York
Waktu terburuk:
01:00–06:00 WIB
Jumat sore
Musim liburan global
3. Gunakan Limit Order
Limit order menjamin harga, bukan eksekusi — efektif untuk entry yang presisi.
4. Pilih Broker dengan Eksekusi Bagus
Cari broker dengan:
model ECN/STP,
server di London/New York/Tokyo,
rendah latensi,
eksekusi transparan,
dukungan VPS.
5. Kurangi Ukuran Posisi
Order lebih kecil → lebih mudah dipenuhi dalam satu level harga.
Untuk order besar → gunakan order splitting (pisah menjadi beberapa order kecil).
6. Gunakan Batas Slippage Maksimal
Di MT4/MT5: fitur “Maximum Deviation”.
7. Gunakan Guaranteed Stop-Loss
Untuk posisi overnight/ weekend, guaranteed stop-loss bisa menyelamatkan akun dari gap ekstrem.
Slippage vs Spread — Jangan Keliru
Spread = selisih harga bid-ask → biaya tetap.
Slippage = selisih harga harapan vs eksekusi → biaya variabel.
Jika Anda buy EUR/USD:
ask di 1.1002 → spread 2 pip
eksekusi di 1.1005 → slippage 3 pip
Total biaya = spread + slippage = 5 pip.
Mencatat & Menganalisis Slippage
Catat:
waktu,
pair,
harga harapan,
harga eksekusi,
slippage,
likuiditas & spread,
jenis order,
ukuran posisi.
Analisis 1–3 bulan → temukan pola:
jam mana slippage tinggi,
pair mana yang sering slip,
ukuran posisi optimal.
Dengan data ini Anda dapat meningkatkan kualitas eksekusi secara signifikan.
Kesimpulan
Slippage adalah bagian alami dari pasar forex, bukan kesalahan sistem. Dengan memahami penyebabnya dan menerapkan strategi yang tepat, Anda dapat meminimalkan dampaknya dan melindungi profit jangka panjang.
Kuncinya:
pilih waktu yang tepat,
gunakan order yang sesuai,
pahami kondisi pasar,
gunakan ukuran posisi sehat,
catat & evaluasi eksekusi Anda.
Untuk penjelasan lanjutan atau edukasi tambahan tentang slippage dan eksekusi order, Anda dapat merujuk ke halaman:
👉 Slippage dalam trading forex – RRFX







