
Dolar AS melemah akibat data ekonomi yang mengecewakan dan ancaman penutupan pemerintah. Simak analisis lengkap dampaknya terhadap pasar, kebijakan The Fed, serta potensi lonjakan volatilitas global.
PipTrail – Pada perdagangan Selasa, 30 September, dolar Amerika Serikat (AS) terpantau melemah, menandai ketidakpastian baru yang membayangi pasar global. Pelemahan ini didorong oleh kombinasi dua faktor utama: rilis data ekonomi yang lebih lemah dari perkiraan dan meningkatnya potensi penutupan pemerintah federal di Washington.
Indeks Dolar (DXY), yang mengukur kekuatan dolar terhadap enam mata uang utama, tercatat turun 0,1% menjadi 97,78. Meskipun angka tersebut terlihat kecil, tren penurunan memberi sinyal bahwa pelaku pasar semakin berhati-hati menjelang keputusan politik yang bisa mengganggu jadwal publikasi data ekonomi penting, khususnya laporan ketenagakerjaan bulanan.
Ancaman Penutupan Pemerintah: Sumber Utama Kekhawatiran
Pendanaan pemerintah federal diperkirakan akan habis kecuali Kongres AS mencapai kesepakatan dengan Presiden Donald Trump mengenai anggaran. Kegagalan mencapai titik temu akan menyebabkan penutupan sebagian lembaga pemerintah.
Eugene Epstein, Kepala Perdagangan di Moneycorp, menjelaskan bahwa pelaku pasar sudah mulai mengantisipasi skenario terburuk.
“Pasar sudah cukup memperhitungkan kemungkinan penutupan pemerintah. Pertanyaannya adalah berapa lama penutupan itu akan berlangsung—apakah hanya beberapa hari, atau justru lebih panjang dan memengaruhi perekonomian secara signifikan,” katanya.
Ketidakpastian tersebut membuat investor global waspada. Pasar tidak hanya khawatir pada durasi penutupan, tetapi juga dampak jangka panjang yang dapat mengguncang fundamental ekonomi AS.
Trump Beri Peringatan Keras
Presiden Donald Trump memperingatkan bahwa membiarkan pemerintah tutup dapat memaksa pemerintahannya mengambil langkah-langkah yang tidak dapat dibalik. Salah satu konsekuensi yang ia sebutkan adalah penghentian program-program penting bagi masyarakat AS, mulai dari layanan sosial hingga penelitian nasional.
Pernyataan Trump semakin menambah ketegangan, karena pasar menilai bahwa risiko politik kini sama pentingnya dengan indikator ekonomi.
Dampak Langsung: Data Ekonomi Bisa Tertunda
Salah satu risiko terbesar dari penutupan pemerintah adalah berhentinya publikasi data ekonomi resmi. Departemen Tenaga Kerja dan Departemen Perdagangan AS sudah menegaskan bahwa lembaga statistik mereka tidak akan merilis data jika terjadi shutdown.
Ini termasuk laporan ketenagakerjaan untuk September, yang merupakan salah satu indikator paling ditunggu oleh pasar global. Data tersebut menjadi landasan utama bagi Federal Reserve (The Fed) dalam mengambil keputusan suku bunga dan arah kebijakan moneter.
Jika publikasi data tertunda, volatilitas pasar diperkirakan meningkat, karena investor kehilangan salah satu acuan penting dalam membaca kondisi ekonomi AS.
Kondisi Pasar Tenaga Kerja: Campuran Sinyal
Meski diliputi ketidakpastian politik, data terbaru menunjukkan gambaran beragam dari pasar tenaga kerja AS:
Lowongan pekerjaan naik tipis pada Agustus, menjadi 7,227 juta.
Perekrutan turun menjadi 5,126 juta, menandakan perusahaan lebih hati-hati menambah tenaga kerja baru.
Pemutusan hubungan kerja (PHK) justru turun menjadi 1,725 juta, menunjukkan tingkat ketahanan tenaga kerja di beberapa sektor.
Data yang tidak konsisten ini memperkuat pandangan bahwa pasar tenaga kerja AS sedang dalam fase transisi, di mana kekuatan permintaan tenaga kerja masih ada, tetapi perusahaan mulai berhati-hati menghadapi ketidakpastian.
Dampak Global: Investor Cari Safe Haven
Kelemahan dolar AS secara historis sering mendorong investor beralih ke aset safe haven seperti emas, franc Swiss, atau yen Jepang. Jika penutupan pemerintah benar-benar terjadi, aliran modal ke aset-aset tersebut bisa meningkat pesat.
Selain itu, penundaan laporan ketenagakerjaan juga membuat The Fed kehilangan pijakan penting dalam menentukan kebijakan suku bunga. Hal ini bisa menimbulkan spekulasi liar di pasar obligasi dan forex, memperburuk volatilitas global.
Apa Artinya Bagi Trader dan Investor?
Trader forex perlu memantau pergerakan DXY, USD/JPY, dan EUR/USD, karena ketiganya sangat sensitif terhadap berita politik AS.
Investor saham sebaiknya mengantisipasi potensi koreksi, terutama di sektor yang bergantung pada belanja pemerintah.
Hedger internasional perlu menyiapkan strategi diversifikasi, karena penundaan data ekonomi AS membuat analisis fundamental menjadi lebih sulit.
Dolar Rapuh di Tengah Ketidakpastian
Pelemahan dolar AS pada akhir September 2025 mencerminkan kombinasi kekhawatiran ekonomi dan risiko politik. Ancaman penutupan pemerintah federal, ditambah data tenaga kerja yang beragam, menciptakan kondisi pasar yang rapuh dan mudah terguncang oleh berita baru.
Bagi investor global, pelajaran penting dari situasi ini adalah bahwa faktor politik bisa sama besarnya dengan indikator ekonomi dalam menentukan arah pasar. Dengan ketidakpastian yang masih membayangi, volatilitas akan tetap tinggi, dan kehati-hatian menjadi kunci utama dalam mengambil keputusan investasi.