Dolar Australia Melemah Meski RBA Hati-Hati, AUD/USD Uji Level 0,6500

Dolar Australia melemah dua hari berturut-turut meskipun nada RBA tetap hati-hati. Simak analisis lengkap AUD/USD, faktor penguatan Dolar AS, serta prospek pergerakan harga terkini.

PipTrail – Dolar Australia (AUD) kembali melanjutkan pelemahannya terhadap Dolar AS (USD) pada perdagangan Rabu. Pasangan mata uang AUD/USD turun untuk dua sesi berturut-turut, menandakan tekanan yang masih kuat terhadap mata uang Negeri Kanguru meskipun Reserve Bank of Australia (RBA) menegaskan sikap kebijakan moneter yang tetap hati-hati dan ketat.

Sinyal ini menimbulkan pertanyaan di pasar: apakah pelemahan Dolar Australia akan terus berlanjut, atau justru menjadi momentum koreksi teknikal menuju penguatan kembali?

Kebijakan RBA dan Nada Hati-Hati Pejabatnya

Deputi Gubernur RBA, Andrew Hauser, menegaskan pentingnya mempertahankan kondisi moneter yang ketat untuk memastikan inflasi kembali ke target bank sentral. Menurutnya, kebijakan moneter Australia tengah menghadapi fase yang rumit karena pemulihan ekonomi berlangsung ketika permintaan domestik telah melebihi kapasitas output potensial.

Hauser mengatakan, situasi ini membuat ruang bagi pelonggaran suku bunga menjadi terbatas dalam jangka pendek. Artinya, meskipun tekanan ekonomi mulai terasa, RBA belum memiliki cukup alasan untuk menurunkan suku bunga, karena risiko inflasi yang masih membayangi.

Sementara itu, Brad Jones, Asisten Gubernur RBA bidang Sistem Keuangan, mengingatkan bahwa pasar global terlalu percaya diri terhadap stabilitas ekonomi dunia. Ia menyoroti munculnya risiko geopolitik dan tanda-tanda fragmentasi dalam cadangan emas bank sentral global, yang dapat mengguncang sistem keuangan internasional.

Menurut Jones, apabila risiko-risiko tersebut meningkat, investor bisa mencari aset aman seperti Dolar AS, yang pada akhirnya dapat menekan Dolar Australia lebih dalam.

Dolar AS Menguat seiring Penutupan Pemerintah AS Berakhir

Faktor eksternal yang turut menekan Dolar Australia datang dari penguatan Dolar AS.
Indeks Dolar AS (DXY) mengakhiri penurunan lima harinya dan kembali menguat ke level 99,50 setelah Senat AS meloloskan RUU untuk mengakhiri penutupan pemerintah (government shutdown). Undang-undang tersebut kini menunggu tanda tangan Presiden Donald Trump, yang sebelumnya menyatakan dukungan terhadap kesepakatan bipartisan tersebut.

Kondisi ini memicu kembalinya kepercayaan investor terhadap Dolar AS, karena pembukaan kembali pemerintahan federal menandakan stabilitas fiskal yang lebih baik.
Menurut Kementerian Keuangan AS, inflasi diperkirakan akan turun ke 1,5% dalam waktu dekat — level yang tergolong rendah dan dapat memperkuat peluang pemangkasan suku bunga Federal Reserve (The Fed) pada Desember mendatang.

Berdasarkan CME FedWatch Tool, probabilitas pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin mencapai 68%, menunjukkan pasar mulai mengantisipasi pelonggaran kebijakan moneter AS.
Langkah tersebut, meskipun berpotensi melemahkan USD dalam jangka panjang, justru memberi kekuatan jangka pendek pada Dolar AS karena ekspektasi stabilitas ekonomi meningkat.

Dampak Ekonomi Tiongkok terhadap Dolar Australia

Sebagai mitra dagang utama Australia, kondisi ekonomi Tiongkok sangat menentukan arah Dolar Australia (AUD). Setiap perubahan dalam data makroekonomi atau kebijakan perdagangan Tiongkok cenderung berdampak langsung terhadap nilai tukar AUD/USD.

Biro Statistik Nasional Tiongkok (NBS) baru-baru ini melaporkan bahwa Indeks Harga Konsumen (CPI) bulan Oktober naik 0,2% secara tahunan (YoY), menandakan tanda-tanda pemulihan inflasi setelah mengalami deflasi pada September. Sementara itu, Indeks Harga Produsen (PPI) turun 2,1% YoY, sedikit lebih baik dari ekspektasi pasar di -2,2%.

Pemerintah Tiongkok juga mengumumkan langkah sementara untuk mencabut larangan ekspor material strategis seperti gallium dan germanium ke Amerika Serikat hingga akhir November 2026. Keputusan ini diharapkan dapat meningkatkan aktivitas perdagangan global dan memberi sentimen positif bagi Dolar Australia, mengingat Australia merupakan salah satu eksportir utama bahan tambang penting ke Tiongkok.

Selain itu, University of Melbourne melaporkan bahwa Indeks Keyakinan Konsumen Westpac Australia melonjak 12,8% menjadi 103,8 pada November — melampaui level 100 untuk pertama kalinya sejak Februari 2022. Kenaikan ini mencerminkan optimisme rumah tangga Australia terhadap stabilitas ekonomi dan prospek pendapatan, faktor yang dapat menopang permintaan domestik dan memberi dorongan bagi AUD.

Analisis Teknikal AUD/USD

Secara teknikal, AUD/USD diperdagangkan di sekitar 0,6520, mendekati Exponential Moving Average (EMA) 9 hari. Pola pergerakan menunjukkan konsolidasi berbentuk persegi panjang (sideways), yang menandakan pasar sedang mencari arah baru setelah tekanan jual sebelumnya.

Berikut level teknikal penting yang perlu diperhatikan oleh trader:

Level TeknisKeterangan
0,6500Support psikologis utama
0,6470Batas bawah pola persegi panjang
0,6414Level terendah 5 bulan (21 Agustus)
0,6536EMA 50-hari – resistensi awal
0,6630Target kenaikan jangka menengah
0,6707Tertinggi 13 bulan (17 September)

Jika harga menembus di bawah 0,6500, momentum bearish dapat memperpanjang pelemahan menuju 0,6470. Namun, bila terjadi rebound di atas 0,6536, peluang penguatan menuju 0,6630 hingga 0,6707 kembali terbuka.

Posisi Dolar Australia di Antara Mata Uang Utama

Data heat map menunjukkan Dolar Australia menjadi mata uang terlemah terhadap Dolar AS hari ini.
AUD juga melemah terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya, mencerminkan tekanan eksternal yang cukup kuat.

Mata UangUSDEURGBPJPYCADAUDNZDCHF
AUD-0.14%-0.08%0.05%0.02%-0.07%-0.07%-0.07%

Prospek Dolar Australia

Secara keseluruhan, Dolar Australia masih bergerak dalam tekanan dari penguatan Dolar AS dan ketidakpastian global. Namun, sejumlah faktor dapat menjadi katalis positif dalam waktu dekat, antara lain:

  1. RBA tetap bersikap hawkish dan tidak terburu-buru menurunkan suku bunga.
  2. Pemulihan ekonomi Tiongkok yang berlanjut dapat mendukung ekspor Australia.
  3. Potensi pelonggaran The Fed pada akhir tahun dapat menekan USD dan memberi ruang bagi AUD untuk rebound.

Dalam jangka pendek, trader disarankan memantau area 0,6500 sebagai level kunci, karena penembusan di bawah level ini bisa menandai perpanjangan tren bearish, sementara pantulan di atasnya membuka peluang recovery menuju 0,6630.

Related Posts

Penjualan Ritel Indonesia Naik 3,7% Fakta Menarik Daya Beli yang Menguat

Penjualan Ritel Indonesia naik 3,7%, menunjukkan daya beli masyarakat yang menguat. Temukan fakta menarik di balik pertumbuhan ritel ini, sektor apa yang jadi pendorong utama, dan bagaimana dampaknya bagi ekonomi…

Ekspektasi Inflasi RBNZ Naik 2,28%, Dampak Kuat pada NZD/USD Prospek Ekonomi Selandia Baru

Ekspektasi inflasi RBNZ meningkat ke 2,28%, menunjukkan stabilitas kebijakan moneter Selandia Baru. Pelajari bagaimana perubahan ekspektasi inflasi RBNZ ini memengaruhi nilai tukar NZD/USD, keputusan suku bunga, dan arah ekonomi Selandia…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *