PMI Manufaktur Tiongkok Anjlok Tajam ke 50,6 di Oktober 2025, Sinyal Lemahnya Ekonomi

PMI Manufaktur Tiongkok Anjlok ke 50,6 di Oktober 2025, menurut RatingDog. Data ini sinyalkan perlambatan ekonomi dan tekan nilai Dolar Australia.

PipTrail – Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers’ Index/PMI) Manufaktur Tiongkok yang dirilis oleh RatingDog pada Oktober 2025 menunjukkan penurunan ke 50,6, dari 51,2 di bulan sebelumnya. Angka ini berada di bawah prakiraan pasar sebesar 50,9, menandakan ekspansi sektor manufaktur yang melambat dibanding bulan September.

PMI adalah indikator utama untuk mengukur aktivitas ekonomi di sektor manufaktur. Nilai di atas 50 menandakan ekspansi, sementara di bawah 50 menandakan kontraksi. Meskipun masih berada di wilayah ekspansi, hasil survei bulan Oktober menunjukkan bahwa momentum pemulihan industri Tiongkok belum stabil. Pelaku pasar kini mulai mempertanyakan keberlanjutan rebound ekonomi Negeri Tirai Bambu setelah periode pertumbuhan moderat pada paruh pertama 2025.

Faktor Penyebab Penurunan PMI Tiongkok

Menurut laporan RatingDog, beberapa faktor utama memengaruhi pelemahan PMI Tiongkok. Pertama, melemahnya permintaan ekspor global menjadi penyebab paling signifikan. Perlambatan ekonomi di Eropa dan Amerika Serikat berdampak pada menurunnya pesanan baru bagi produsen Tiongkok, terutama di sektor elektronik, otomotif, dan tekstil.

Kedua, kenaikan biaya bahan baku serta fluktuasi harga energi turut menekan margin keuntungan pabrikan. Meskipun harga minyak mentah global sempat stabil, lonjakan biaya logistik dan bahan impor mempersempit ruang profit produsen.

Selain itu, ketidakpastian di pasar properti domestik juga berpengaruh terhadap kepercayaan bisnis. Sektor properti, yang selama ini menjadi pendorong utama permintaan bahan bangunan dan produk industri, masih mengalami tekanan akibat tingginya tingkat utang pengembang dan lemahnya penjualan rumah baru.

Pemerintah Tiongkok memang telah menggulirkan berbagai kebijakan stimulus, termasuk pemangkasan suku bunga pinjaman dan dukungan fiskal untuk industri kecil. Namun, efek kebijakan ini dinilai masih terbatas. Banyak analis memandang bahwa People’s Bank of China (PBoC) perlu melakukan langkah tambahan, seperti penurunan rasio cadangan wajib bank (RRR), untuk mendorong likuiditas dan investasi manufaktur.

Dampak Terhadap Pasangan Mata Uang AUD/USD

Kinerja ekonomi Tiongkok selalu memiliki dampak langsung terhadap Dolar Australia (AUD). Hal ini karena Australia merupakan pemasok utama bahan baku industri bagi Tiongkok, termasuk bijih besi, batu bara, dan gas alam cair (LNG).

Begitu data PMI Tiongkok dirilis, pasangan AUD/USD turun 0,04% ke posisi 0,6542 pada awal sesi perdagangan Asia. Reaksi negatif ini menunjukkan bahwa pelaku pasar memperkirakan perlambatan ekonomi Tiongkok dapat mengurangi permintaan ekspor Australia dalam waktu dekat.

Selain itu, kondisi global yang masih penuh ketidakpastian membuat investor lebih memilih aset safe haven seperti Dolar AS. Hal ini menambah tekanan terhadap mata uang komoditas, termasuk AUD. Jika data-data ekonomi Tiongkok berikutnya — seperti penjualan ritel dan produksi industri — juga menunjukkan pelemahan, pasangan AUD/USD berisiko melanjutkan tren turun hingga menembus level psikologis 0,65.

Performa Dolar Australia Selama 7 Hari Terakhir

Untuk memberikan konteks lebih luas, berikut adalah tabel persentase perubahan Dolar Australia (AUD) terhadap sejumlah mata uang utama dunia selama 7 hari terakhir. Data ini menegaskan bahwa AUD menjadi salah satu mata uang yang relatif lemah terhadap Dolar AS.

Mata UangUSDEURGBPJPYCADAUDNZDCHF
USD0.94%1.43%0.77%0.09%-0.02%1.11%1.08%
EUR-0.94%0.51%-0.09%-0.84%-0.90%0.18%0.14%
GBP-1.43%-0.51%-0.71%-1.33%-1.37%-0.33%-0.40%
JPY-0.77%0.09%0.71%-0.74%-0.87%0.22%0.21%
CAD-0.09%0.84%1.33%0.74%-0.17%1.02%0.95%
AUD0.02%0.90%1.37%0.87%0.17%1.05%0.98%
NZD-1.11%-0.18%0.33%-0.22%-1.02%-1.05%-0.07%
CHF-1.08%-0.14%0.40%-0.21%-0.95%-0.98%0.07%

Prospek Ekonomi Tiongkok Menjelang Akhir 2025

Walaupun PMI masih bertahan di atas ambang ekspansi, tren penurunan berulang selama tiga bulan terakhir menimbulkan kekhawatiran akan melambatnya permintaan domestik dan ekspor. Beberapa analis memperingatkan bahwa tanpa kebijakan tambahan yang agresif, pertumbuhan ekonomi Tiongkok dapat melambat di bawah target 5% pada akhir tahun.

Pemerintah kemungkinan akan mempercepat proyek infrastruktur besar untuk mendorong permintaan baja, semen, dan energi, sekaligus menciptakan lapangan kerja baru. Stimulus fiskal tambahan juga diantisipasi dalam bentuk subsidi industri kecil dan insentif pajak bagi perusahaan yang berorientasi ekspor.

Di sisi lain, Tiongkok juga tengah berupaya mengurangi ketergantungan terhadap ekspor dengan memperkuat konsumsi domestik. Namun, langkah ini menghadapi tantangan dari menurunnya daya beli masyarakat akibat tekanan inflasi dan lemahnya pasar properti.

Jika tekanan eksternal dari Amerika Serikat dan Eropa berlanjut, ada kemungkinan PMI Tiongkok turun di bawah level 50 pada kuartal pertama 2026 — yang akan menandakan kontraksi aktivitas manufaktur dan meningkatkan kekhawatiran pasar global.

Penurunan PMI Manufaktur Tiongkok ke 50,6 pada Oktober 2025 memberikan sinyal bahwa ekspansi industri mulai kehilangan momentum. Dampaknya langsung terasa di pasar komoditas dan mata uang, dengan AUD/USD melemah tipis setelah rilis data.

Investor kini menunggu langkah selanjutnya dari pemerintah Beijing dan PBoC untuk menjaga stabilitas industri, memperkuat kepercayaan pasar, dan memastikan bahwa ekonomi terbesar kedua di dunia itu tetap berada di jalur pertumbuhan menjelang akhir tahun.

Related Posts

BUY USDJPY! Peluang Emas Setelah Breakout Besar di Level 150.70

BUY USDJPY kini jadi peluang menarik! Setelah menembus down trendline, pasangan USDJPY berpotensi melanjutkan tren naik. Simak analisis teknikal, strategi entry, hingga target profit lengkapnya di sini. PipTrail – Pasangan…

Harga Minyak WTI Tetap Lemah di Dekat $58,00 karena Kelebihan Pasokan dan Ketegangan AS–Tiongkok

PipTrail – Harga Minyak WTI terus melemah di sekitar $58,10 per barel, setelah mencatat penurunan lebih dari 1,5% di sesi sebelumnya. Pelemahan ini terjadi akibat kekhawatiran kelebihan pasokan minyak global…

One thought on “PMI Manufaktur Tiongkok Anjlok Tajam ke 50,6 di Oktober 2025, Sinyal Lemahnya Ekonomi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *