5 Faktor yang Menentukan Penguatan Yen Jepang di Tengah Spekulasi Suku Bunga BoJ dan Sentimen Global

PipTrail – Yen Jepang menguat dari terendah 7–8 bulan tetapi terbentur spekulasi penundaan kenaikan suku bunga BoJ dan sentimen global. Simak analisis lengkap JPY vs USD.

Pada sesi perdagangan Asia hari Kamis, yen Jepang (JPY) menunjukkan kebangkitan dari posisi terendah hampir tujuh hingga delapan bulan terhadap dolar AS. Meskipun begitu, dorongan apresiasi untuk JPY masih terbatas oleh sejumlah faktor domestik dan global yang saling bertabrakan — terutama terkait spekulasi mengenai kebijakan Bank of Japan (BoJ) dan perubahan selera risiko investor global.

Yen Pulih, Tapi Tantangan Tetap Besar

Pada sesi perdagangan sebelumnya, yen sempat menyentuh titik terendah dalam beberapa bulan terhadap dolar AS. Namun dalam perdagangan berikutnya, JPY kembali menguat, sebagian sebagai respons terhadap tekanan jual yang sebelumnya berlebihan. Menteri Keuangan Jepang, Katsunobu Kato, turut memperingatkan potensi volatilitas tinggi di pasar forex akibat penurunan nilai mata uang domestik, dan menekankan pentingnya gerak mata uang yang stabil mencerminkan fundamental ekonomi Jepang.

Meskipun demikian, kenaikan yen sejauh ini masih tampak terhalang. Salah satu hambatan utama adalah ketidakpastian tentang kapan BoJ akan menaikkan suku bunga berikutnya — dan apakah kebijakan moneter akan terus dilonggarkan atau mulai ditarik.

Spekulasi Kebijakan BoJ: Harapan vs Ketidakpastian

Spekulasi pasar bahwa BoJ akan menaikkan suku bunga bertahan sebagai katalis positif untuk yen. Namun, peluang tersebut kini merosot signifikan. Peluang kenaikan suku bunga pada pertemuan BoJ mendatang (30 Oktober) diperkirakan hanya 26%, jauh turun dari sekitar 60% sebelumnya. Penurunan ekspektasi ini mencerminkan keraguan investor bahwa BoJ akan segera melepas kebijakan ultra-longgarnya.

Faktor lain yang memperumit adalah kemungkinan bahwa Sanae Takaichi, yang kini berada di jalur untuk menjadi perdana menteri wanita pertama Jepang, adalah pendukung kebijakan fiskal ekspansif. Ia diperkirakan akan menolak pelonggaran moneter lebih lanjut, atau bahkan mendorong stimulus fiskal yang besar. Jika demikian, BoJ bisa enggan menaikkan suku bunga cepat demi menjaga stabilitas utang atau untuk mendukung pertumbuhan domestik.

Dalam pernyataannya, penasihat ekonomi Takaichi — seperti Etsuro Honda dan Takuji Aida — menyebut bahwa meskipun kenaikan suku bunga mungkin terjadi pada periode Desember atau Januari, jalur kebijakan setelah itu masih sangat tidak pasti.

Sementara itu, inflasi di Jepang telah bertahan di atau di atas target 2% BoJ selama lebih dari tiga tahun, dan ekonomi negara itu mencatat pertumbuhan positif selama lima kuartal berturut-turut hingga kuartal Juni. Kondisi ini membuka ruang bagi harapan akan kenaikan suku bunga tambahan pada tahun ini.

Sentimen Global: Risiko vs Safe-Haven dan Kesepakatan Damai

Di luar Jepang, dunia keuangan global juga turut mempengaruhi gerak JPY. Kesepakatan damai antara Israel dan Hamas untuk fase awal menyuburkan selera risiko investor. Dalam skenario seperti itu, permintaan terhadap aset “safe-haven” seperti yen bisa tertekan, karena investor cenderung bergeser ke aset risiko lebih tinggi.

Selain itu, notulen pertemuan Federal Reserve pada September menunjukkan bahwa sebagian besar peserta mempertimbangkan penurunan suku bunga di kemudian hari, yang bisa melemahkan dolar AS. Tetapi nada kebijakan The Fed masih bersifat hati-hati dan terpecah tentang kapan dan seberapa agresif pemotongan suku bunga akan dilakukan.

Para trader kini menunggu pidato Jerome Powell, ketua The Fed, sebagai petunjuk arah selanjutnya. Kebijakan The Fed akan sangat mempengaruhi nilai tukar USD/JPY — baik dalam memicu apresiasi dolar atau membuka ruang bagi yen untuk lebih menguat.

Teknikal dan Proyeksi USD/JPY

Dari sisi teknikal, Relative Strength Index (RSI) harian USD/JPY masih mendekati zona jenuh beli, yang membuat trader enggan menambah posisi bullish baru. Namun, apabila terjadi pullback, pasar bisa menarik minat beli kembali dekat level psikologis 152,00.

Jika level swing low semalam (~151,70) ditembus, itu bisa memicu aksi jual teknis lebih lanjut yang memacu harga spot ke rintangan horizontal kuat di sekitar 151,00. Sebaliknya, jika penguatan yen berlanjut di atas 153,00 — puncak beberapa bulan terakhir — ini akan menjadi sinyal positif dan bisa mendorong USD/JPY ke 153,70–153,75, atau bahkan berupaya meraih kembali 154,00, level yang terakhir disentuh pada 12 Februari.

Strategi dan Implikasi bagi Pelaku Pasar

Bagi investor dan trader forex, dinamika yen Jepang sangat menarik karena posisi JPY sebagai mata uang safe-haven sekaligus sensitif terhadap kebijakan moneter. Jika BoJ menunda kenaikan, maka potensi penguatan JPY bisa terbatasi, terutama saat selera risiko global membaik. Sebaliknya, jika The Fed mulai melemah, ruang apresiasi yen bisa terbuka lebar.

Beberapa strategi yang bisa dipertimbangkan antara lain:

  • Hedging posisi dolar/yen melalui kontrak forward atau opsi, untuk mengurangi risiko fluktuasi tajam.

  • Memantau rilis data inflasi dan keputusan kebijakan BoJ secara rutin, untuk menangkap momentum perubahan pasar.

  • Menjaga fleksibilitas: jangan terlalu agresif mendorong posisi panjang yen jika ekspektasi kenaikan suku bunga masih abu-abu.

  • Menggunakan level teknikal kunci (152,00; 153,00; 151,70) sebagai acuan entry/exit.

Yen Jepang saat ini berada di persimpangan antara potensi penguatan dan hambatan signifikan. Di satu sisi, kemenangan teknikal dan pelemahan dolar AS bisa menjadi katalis positif. Di sisi lain, spekulasi yang melemah terhadap kenaikan suku bunga BoJ, kebijakan fiskal ekspansif dari calon pemerintahan baru, serta sentimen global yang lebih mendukung aset berisiko bisa menghalangi dorongan kuat ke atas untuk JPY.

Bagi pelaku pasar, menjaga kewaspadaan dan fleksibilitas sangat kunci dalam menghadapi gejolak berikutnya di pasar forex Asia. Yen mungkin akan bergerak dalam kisaran terbatas dalam jangka pendek, namun perubahan kebijakan moneter di Jepang maupun AS bisa menjadi pemicu pergeseran tren yang lebih tajam.

Related Posts

Trump dan PM Takaichi Sepakat di Tokyo, Kesepakatan Baru AS–Jepang Buka Babak Emas Hubungan Ekonomi 2025

Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi menandatangani kesepakatan baru di Tokyo untuk memperkuat pasokan mineral kritis dan kerja sama strategis lintas sektor. Simak lima poin utama…

Pergerakan Valas Jepang 2025, 5 Poin Penting dari Peringatan Menteri Kiuchi Soal Stabilitas Yen

Pergerakan Valas Jepang 2025 jadi sorotan usai Menteri Ekonomi Minoru Kiuchi menegaskan pentingnya stabilitas yen agar tetap mencerminkan fundamental ekonomi. Simak lima poin utama dampaknya bagi ekonomi dan pasar Jepang.…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *