
Donald Trump menandatangani undang-undang pendanaan pemerintah AS, mengakhiri penutupan terpanjang dalam sejarah. Dolar AS menguat tipis ke 99,50.
PipTrail – Presiden Amerika Serikat Donald Trump akhirnya menandatangani undang-undang pendanaan pemerintah yang mengakhiri penutupan pemerintah (government shutdown) terpanjang dalam sejarah modern Amerika Serikat.
Langkah ini menandai berakhirnya kebuntuan politik selama lebih dari sebulan yang memengaruhi jutaan pegawai federal, menunda berbagai proyek nasional, dan mengguncang kepercayaan investor terhadap ekonomi Amerika.
Keputusan ini diambil setelah perundingan panjang antara Gedung Putih dan Kongres AS yang sempat menemui jalan buntu akibat perbedaan pandangan soal anggaran, terutama terkait pendanaan proyek tembok perbatasan dengan Meksiko, salah satu janji kampanye utama Trump.
Akhir dari Krisis Politik yang Menyandera Pemerintahan AS
Menurut laporan Reuters pada Kamis (waktu setempat), penandatanganan undang-undang tersebut secara resmi memulihkan operasi normal di seluruh lembaga pemerintahan federal Amerika Serikat. Setelah lebih dari sebulan lumpuh sebagian, berbagai layanan publik seperti imigrasi, keamanan transportasi, serta sektor riset dan lingkungan mulai kembali beroperasi.
Gedung Putih mengonfirmasi bahwa ribuan pegawai federal yang sebelumnya dirumahkan tanpa upah akan segera kembali bekerja dan menerima pembayaran yang tertunda. Departemen Keuangan, Departemen Pertahanan, dan sejumlah lembaga lain mulai memulihkan aktivitas penuh sejak hari berikutnya setelah penandatanganan.
Penutupan pemerintah kali ini berlangsung lebih dari 30 hari, menjadikannya yang terpanjang dalam sejarah Amerika Serikat, melampaui rekor sebelumnya pada tahun 1995–1996 di masa Presiden Bill Clinton. Dampak ekonominya pun cukup besar: lembaga rating Standard & Poor’s (S&P) memperkirakan kerugian ekonomi mencapai lebih dari US$ 11 miliar, sebagian besar akibat hilangnya produktivitas pegawai federal dan terhambatnya rantai pasok administrasi publik.
Seruan Donald Trump untuk Reformasi Layanan Kesehatan
Dalam kesempatan yang sama, Donald Trump juga menyerukan agar pemerintah mempercepat pembayaran langsung bagi individu untuk membeli layanan kesehatan. Langkah ini disebut sebagai bagian dari strategi memperluas akses masyarakat terhadap sistem jaminan kesehatan dengan mekanisme yang lebih fleksibel.
Trump menegaskan bahwa fokus pemerintahannya tetap pada pemulihan ekonomi domestik, penciptaan lapangan kerja, dan penurunan beban biaya kesehatan. “Rakyat Amerika telah cukup sabar menghadapi kebuntuan politik. Saatnya kita bekerja kembali dan memastikan layanan publik berjalan seperti seharusnya,” ujar Trump di Gedung Putih setelah menandatangani undang-undang tersebut.
Beberapa pengamat menilai langkah Trump sebagai strategi politik menjelang pemilihan presiden berikutnya. Dengan mengakhiri krisis pemerintahan dan menonjolkan isu ekonomi serta kesejahteraan rakyat, Trump berupaya mengembalikan kepercayaan publik setelah mengalami tekanan politik dari oposisi di Kongres.
Reaksi Pasar: Dolar AS Menguat Tipis, Pasar Merespons Positif
Reaksi pasar keuangan terhadap keputusan Trump relatif positif. Indeks Dolar AS (DXY) tercatat naik 0,05% ke level 99,50 setelah kabar penandatanganan tersebut diumumkan. Penguatan ini menunjukkan adanya kelegaan di kalangan investor global setelah lebih dari sebulan dihantui ketidakpastian fiskal di Amerika Serikat.
Analis mata uang menilai bahwa berakhirnya penutupan pemerintah AS mengurangi risiko perlambatan ekonomi jangka pendek dan membuka peluang bagi Federal Reserve (The Fed) untuk menjalankan kebijakan moneter dengan lebih stabil.
Dengan kembalinya aktivitas pemerintahan secara penuh, data ekonomi seperti pertumbuhan PDB, inflasi, dan tingkat pengangguran yang sempat tertunda pelaporannya kini dapat kembali dirilis secara normal.
“Pasar menafsirkan langkah ini sebagai tanda stabilitas. Investor global kembali mempercayai fundamental ekonomi AS,” ujar seorang analis dari Bloomberg Economics.
Selain DXY, pasar saham Wall Street juga ditutup menguat tipis pada perdagangan hari itu. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,25%, S&P 500 bertambah 0,30%, dan Nasdaq Composite meningkat 0,40%. Saham sektor keuangan dan teknologi menjadi pendorong utama karena ekspektasi pemulihan aktivitas ekonomi pemerintah.
Dampak Ekonomi dan Tantangan Selanjutnya
Meskipun krisis politik telah berakhir, sejumlah tantangan masih menanti pemerintahan Donald Trump. Penutupan pemerintah yang berkepanjangan telah menimbulkan efek domino terhadap konsumsi rumah tangga dan kinerja ekonomi kuartal pertama.
Ribuan kontraktor swasta yang bekerja untuk lembaga federal kehilangan pendapatan, dan sektor penerbangan melaporkan keterlambatan akibat kekurangan staf keamanan di bandara.
Laporan Moody’s Analytics menyebutkan bahwa setiap minggu penutupan pemerintah dapat memangkas pertumbuhan PDB AS sekitar 0,1 poin persentase. Dengan durasi lebih dari sebulan, dampak total terhadap ekonomi diperkirakan mencapai 0,5 poin persentase.
Namun, beberapa ekonom optimistis bahwa efek tersebut akan bersifat sementara. Aktivitas konsumsi dan belanja pemerintah diyakini akan pulih dengan cepat begitu dana operasional kembali mengalir.
Stabilitas Kembali, tapi Ketegangan Politik Masih Bayangi
Keputusan Donald Trump untuk menandatangani undang-undang pendanaan pemerintah memang mengakhiri krisis politik terpanjang dalam sejarah Amerika, tetapi belum sepenuhnya menenangkan ketegangan antara Partai Republik dan Demokrat. Perdebatan terkait kebijakan imigrasi dan pembiayaan infrastruktur masih menjadi isu utama yang berpotensi memicu ketidakpastian baru.
Bagi pasar global, berakhirnya penutupan pemerintah AS menjadi sinyal positif bahwa stabilitas fiskal dan operasional negara ekonomi terbesar dunia telah pulih. Dengan Indeks Dolar AS yang kembali menguat dan aktivitas pemerintahan normal kembali, investor kini mengalihkan fokus pada arah kebijakan Federal Reserve dan dinamika politik jelang pemilu.
Meski badai politik mereda, dunia masih menanti apakah Donald Trump mampu menjaga keseimbangan antara ambisi politik dan stabilitas ekonomi yang selama ini menjadi kekuatan utama Amerika Serikat.






