Meski Data Tenaga Kerja Australia Mengecewakan, AUD/USD Bertahan di Atas 0,6600

AUD/USD stabil di atas 0,6600 meski laporan tenaga kerja Australia Agustus 2025 menunjukkan penurunan pekerjaan penuh waktu dan kehilangan 5.400 pekerjaan, menekan prospek kebijakan RBA.

PipTrail –  Pasangan mata uang AUD/USD menunjukkan ketahanan di atas level psikologis 0,6600 pada perdagangan terbaru, meskipun data tenaga kerja Australia untuk Agustus 2025 memperlihatkan kelemahan signifikan. Laporan ini memicu keraguan mengenai kemampuan Reserve Bank of Australia (RBA) untuk mempertahankan strategi pelonggaran moneter secara bertahap.

Menurut analisis dari tim valas Brown Brothers Harriman (BBH), hasil laporan ketenagakerjaan yang jauh lebih lemah dari perkiraan telah menjadi hambatan serius bagi dolar Australia. Namun, sejauh ini AUD/USD masih bertahan berkat dukungan teknikal di area support utama.

Data Tenaga Kerja Australia Melemah Tajam

Berdasarkan laporan resmi, ekonomi Australia kehilangan 5.400 pekerjaan pada Agustus, berlawanan dengan ekspektasi pasar yang memprediksi pertambahan sekitar 21.000 pekerjaan. Angka ini juga berbanding terbalik dengan capaian bulan Juli, ketika Australia berhasil mencetak tambahan 26.500 pekerjaan.

Yang paling mencolok adalah penurunan drastis pada pekerjaan penuh waktu. Bulan lalu, pekerjaan penuh waktu anjlok hingga 40.900 posisi, padahal Juli sebelumnya mencatat kenaikan 63.600 posisi. Penurunan ini memberi sinyal bahwa pasar tenaga kerja Australia mulai melemah secara struktural, bukan sekadar fluktuasi musiman.

Sebaliknya, pekerjaan paruh waktu justru naik signifikan sebesar 35.500 posisi, membalikkan kerugian pada bulan sebelumnya. Pergeseran dari pekerjaan penuh waktu ke paruh waktu biasanya dianggap sinyal negatif, karena menunjukkan rendahnya kualitas lapangan kerja baru yang tercipta.

Tingkat Pengangguran Stagnan, Partisipasi Turun

Meskipun ada penurunan pekerjaan penuh waktu, tingkat pengangguran Australia tetap stabil di 4,2% selama dua bulan berturut-turut. Sekilas, angka ini terlihat cukup baik karena konsisten. Namun, penurunan ini lebih banyak dipengaruhi oleh turunnya tingkat partisipasi angkatan kerja serta berkurangnya jam kerja, bukan karena membaiknya kualitas pasar tenaga kerja.

Dengan kata lain, angka pengangguran yang stagnan sebenarnya menyembunyikan kelemahan mendasar. Banyak pekerja yang keluar dari pasar tenaga kerja, sehingga jumlah pencari kerja menurun. Fenomena ini menimbulkan kekhawatiran akan menurunnya produktivitas ekonomi dalam jangka panjang.

Implikasi terhadap Kebijakan RBA

RBA selama ini menegaskan bahwa arah kebijakan moneter, khususnya terkait penurunan suku bunga, sangat dipengaruhi oleh kondisi pasar tenaga kerja. Dengan adanya laporan lemah di bulan Agustus, argumen untuk melakukan pelonggaran secara bertahap menjadi semakin lemah.

Pasar kini menilai, jika tren pelemahan berlanjut, RBA mungkin akan dipaksa untuk mengambil langkah lebih agresif dalam memangkas suku bunga guna mendukung ekonomi domestik.

Futures suku bunga saat ini menunjukkan bahwa pelaku pasar memperkirakan adanya pemangkasan sekitar 50 basis poin dalam 12 bulan ke depan. Jika prediksi ini terealisasi, suku bunga kebijakan Australia berpotensi mencapai titik terendah di sekitar 3,10%.

AUD/USD Tetap di Atas 0,6600

Meskipun tekanan fundamental cukup besar, AUD/USD tetap bertahan di atas support teknis 0,6600. Hal ini menunjukkan bahwa ada minat beli (buying interest) yang cukup kuat di area tersebut. Namun, analis menilai tren jangka menengah masih rapuh karena faktor fundamental tidak mendukung penguatan lebih lanjut.

Sentimen pasar global juga turut memengaruhi pergerakan dolar Australia. Saat ini, dolar AS cenderung menguat setelah Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, menyampaikan pernyataan yang tidak terlalu dovish. Dengan suku bunga AS yang berpotensi bertahan tinggi lebih lama, tekanan terhadap mata uang negara lain, termasuk AUD, akan semakin besar.

Faktor Eksternal: Hubungan dengan Cina

Dolar Australia juga dikenal sangat sensitif terhadap perkembangan ekonomi di Cina, mitra dagang terbesar Australia. Pelemahan permintaan ekspor komoditas, terutama bijih besi dan batubara, seringkali memengaruhi pergerakan AUD/USD.

Dengan kondisi ekonomi Cina yang masih diliputi ketidakpastian akibat pemulihan pasca-pandemi dan krisis properti, outlook dolar Australia menjadi semakin tertekan. Kombinasi antara data domestik yang lemah dan tantangan eksternal ini menciptakan beban ganda bagi AUD.

Dampak terhadap Ekonomi Domestik

Jika pelemahan di pasar tenaga kerja terus berlanjut, Australia berisiko menghadapi:

  1. Pertumbuhan ekonomi lebih lambat karena konsumsi rumah tangga menurun seiring berkurangnya pendapatan dari pekerjaan penuh waktu.

  2. Tekanan fiskal meningkat, sebab pemerintah mungkin harus memperluas stimulus atau bantuan sosial untuk menahan laju pengangguran.

  3. Volatilitas di pasar properti, karena penurunan pendapatan masyarakat dapat menekan permintaan kredit rumah.

  4. Daya tarik investasi melemah, sebab investor global cenderung mencari pasar dengan fundamental tenaga kerja yang lebih kuat.

Prospek AUD/USD ke Depan

Dalam jangka pendek, AUD/USD diperkirakan akan bergerak dalam rentang 0,6600–0,6700, dengan support kuat di 0,6600. Namun, jika dolar AS terus menguat dan laporan tenaga kerja Australia memburuk, peluang penurunan menuju level 0,6500 tidak bisa diabaikan.

Sebaliknya, jika data ekonomi global terutama dari Cina menunjukkan perbaikan, serta RBA mampu menjaga ekspektasi pasar melalui komunikasi yang jelas, AUD/USD berpeluang menguji level resistensi di 0,6750.

Pasangan mata uang AUD/USD masih mampu bertahan di atas 0,6600 meskipun laporan tenaga kerja Australia Agustus 2025 mengecewakan. Penurunan besar pada pekerjaan penuh waktu, stabilnya pengangguran di 4,2% yang disertai turunnya partisipasi, serta ekspektasi pemangkasan suku bunga RBA menjadi faktor utama tekanan terhadap dolar Australia.

Ke depan, arah AUD/USD akan sangat dipengaruhi oleh kombinasi faktor domestik dan global. Jika pasar tenaga kerja tidak segera membaik dan dolar AS terus mendominasi, AUD bisa kehilangan pijakan di atas 0,6600. Namun, peluang pemulihan tetap terbuka apabila RBA berhasil menjaga kredibilitas kebijakan moneter dan ekonomi Cina menunjukkan tanda-tanda perbaikan.

Related Posts

Yen Jatuh ke Level Terendah 2 Bulan: Taruhan Pelonggaran Fiskal dan Dovish BoJ & The Fed Menjadi Pendorong

Yen Jepang melemah ke posisi terendah dalam dua bulan terhadap USD di tengah ekspektasi pelonggaran fiskal Jepang dan sinyal dovish dari BoJ & The Fed. Simak analisis teknikal dan faktor-faktor…

Rupiah Melemah ke Rp16.583: Dolar AS Menguat, Mata Uang Asia Terkoreksi

Nilai tukar rupiah ditutup melemah ke Rp16.583 per dolar AS pada Senin (6/10). Penguatan dolar AS dan sentimen hawkish The Fed membuat mata uang Asia tertekan. PipTrail –  Nilai tukar rupiah…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *