
Jakarta, Piptrail – Per 19 Desember 2024, dolar Amerika Serikat (USD) mengalami fluktuasi yang signifikan. Pergerakan ini dipengaruhi oleh keputusan kebijakan moneter terbaru dan indikator ekonomi global.
Kebijakan Moneter Federal Reserve
Federal Reserve baru-baru ini menerapkan penurunan suku bunga sebesar 0,25%, sesuai dengan ekspektasi pasar. Namun, proyeksi terbaru Fed menunjukkan pendekatan yang lebih hati-hati untuk tahun 2025. Rencana pemangkasan suku bunga hanya akan dilakukan dua kali lagi, menurun dari perkiraan sebelumnya yaitu empat kali. Perubahan ini mencerminkan respons Fed terhadap kondisi ekonomi yang terus berubah dan tekanan inflasi.
Dampak terhadap Dolar AS
Setelah pengumuman Fed, indeks dolar AS (DXY), yang mengukur kekuatan dolar terhadap sekeranjang mata uang utama, naik di atas 107,80. Penguatan ini menandakan meningkatnya permintaan USD, karena investor memandang mata uang ini sebagai aset aman di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Baca juga, Menjelang Akhir Tahun Erick Thohir Rombak Direksi-Komisaris BUMN
Reaksi Mata Uang Global
Kebijakan Fed berdampak pada berbagai pasar global:
- Rupee India (INR): INR melemah melewati 85 per USD untuk pertama kalinya, dipengaruhi oleh pandangan hawkish Fed dan tantangan ekonomi domestik.
- Dolar Australia (AUD): AUD merosot ke level terendah 24 bulan, turun di bawah 62,3 sen AS, setelah pengumuman Fed.
Sentimen Investor
Pendekatan hati-hati Fed terhadap penyesuaian suku bunga di masa depan telah menyebabkan meningkatnya volatilitas pasar. Investor sedang menilai kembali portofolio mereka sehubungan dengan potensi perpanjangan jeda penurunan suku bunga dan implikasi dari kebijakan ekonomi yang diantisipasi di bawah kepemimpinan Presiden terpilih.