
PipTrail –Ketua The Fed Jerome Powell menyatakan siap menunggu lebih banyak data sebelum mengambil keputusan suku bunga. Sikap hati-hati ini menjaga peluang pelonggaran di Juli, memicu reaksi pasar global dari dolar AS hingga saham.
The Fed Siaga, Powell Pilih Menunggu: Ekonomi Kuat, Inflasi Terkendali, Tapi Risiko Masih Mengintai
Ketua Federal Reserve Amerika Serikat, Jerome Powell, kembali menegaskan pendekatan hati-hati bank sentral dalam menghadapi dinamika ekonomi terkini. Dalam kesaksian yang telah dipersiapkan untuk sidang Komite Jasa Keuangan DPR AS, Powell menekankan bahwa kebijakan moneter saat ini berada dalam posisi ideal untuk bersikap “tunggu dan lihat”.
Pernyataan tersebut membawa implikasi besar terhadap ekspektasi pasar terhadap suku bunga, inflasi, dan stabilitas ekonomi global. Meskipun ekonomi AS menunjukkan ketahanan, The Fed memilih untuk menahan keputusan besar sambil menunggu lebih banyak informasi sebelum melakukan pelonggaran atau pengetatan kebijakan lanjutan.
Isi Utama Kesaksian Powell
Dalam pernyataannya, Powell menyampaikan sejumlah poin penting, antara lain:
-
“Kami dalam posisi yang baik untuk menunggu lebih banyak data sebelum menyesuaikan kebijakan.”
-
“Ekonomi tetap solid meski tingkat ketidakpastian tinggi.”
-
“Tingkat pekerjaan sudah dekat dengan penuh, sementara inflasi sedikit di atas target 2%.”
-
“Kami harus menjaga ekspektasi inflasi agar tidak berubah menjadi tekanan jangka panjang.”
-
“Tanpa stabilitas harga, kita tidak bisa mempertahankan kondisi pasar tenaga kerja yang kuat dalam jangka panjang.”
Pernyataan ini menunjukkan bahwa The Fed tidak tergesa-gesa, tetapi sangat sensitif terhadap perubahan data ekonomi. Powell menegaskan bahwa The Fed memiliki dua mandat utama: menjaga stabilitas harga dan memaksimalkan lapangan kerja. Kedua mandat itu saat ini berada dalam keseimbangan yang rapuh.
Reaksi Pasar: Dolar Melemah, Investor Waspada
Pasar keuangan langsung merespons kesaksian Powell. Indeks Dolar AS melemah 0,3% dan diperdagangkan di kisaran 98,00, mendekati batas bawah harian. Pelemahan dolar mencerminkan keraguan pasar akan kecepatan penurunan suku bunga dan tingginya ketidakpastian arah kebijakan moneter.
Sementara itu, pasar saham bergerak campuran, dengan S&P 500 dan Nasdaq bergerak naik tipis, mencerminkan harapan investor akan pendekatan dovish jangka menengah dari The Fed. Pasar obligasi juga mencerminkan sikap hati-hati, dengan imbal hasil Treasury tenor 10 tahun bergerak stabil di sekitar 4,35%.
Outlook Suku Bunga: Potensi Penurunan Masih Terbuka
Mengacu pada alat CME FedWatch, peluang penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada rapat FOMC bulan Juli kini hanya sekitar 20%. Hal ini menunjukkan bahwa pasar menilai Powell masih belum cukup yakin untuk memberi sinyal pelonggaran secepat itu.
Namun, dalam proyeksi terbaru (Summary of Economic Projections/SEP), Fed tetap memperkirakan dua kali penurunan suku bunga pada 2025 dan satu penurunan tambahan pada 2026. Ini berarti bahwa pelonggaran tetap masuk dalam rencana strategis jangka menengah.
Komentar Lain dari Pejabat The Fed
Sikap Powell juga sejalan dengan beberapa komentar dari pejabat Federal Reserve lainnya:
-
Michelle Bowman, Gubernur The Fed, menyatakan dukungannya terhadap penurunan suku bunga untuk menjaga keseimbangan terhadap target netral dan mempertahankan kekuatan pasar kerja.
-
Christopher Waller, Gubernur Fed lainnya, mengatakan bahwa kondisi tenaga kerja menunjukkan tanda-tanda melambat, termasuk meningkatnya pengangguran di kalangan lulusan baru dan penurunan penciptaan lapangan kerja.
Waller bahkan menyebut bahwa penurunan suku bunga bisa dilakukan secepat bulan Juli jika tren tersebut berlanjut.
Faktor Geopolitik dan Harga Energi Masih Jadi Pertimbangan
Powell juga diyakini akan menyinggung dampak ketegangan geopolitik, terutama di Timur Tengah, terhadap harga energi dan inflasi global. Kenaikan harga minyak yang dipicu oleh konflik internasional dapat menahan laju penurunan inflasi, sehingga membuat The Fed berpikir dua kali sebelum menurunkan suku bunga.
Komentar Powell tentang inflasi ke depan bisa mempengaruhi valuasi dolar AS dan sentimen risiko global, terutama bagi negara-negara berkembang yang sensitif terhadap volatilitas suku bunga dan nilai tukar.
Fed Hati-hati, Pasar Harus Siap untuk Semua Skenario
Kesaksian Jerome Powell memperjelas bahwa The Fed tidak sedang terburu-buru—baik dalam menaikkan maupun menurunkan suku bunga. Strategi “tunggu dan lihat” yang dikemukakan mencerminkan kesadaran atas kompleksitas kondisi global, baik dari sisi ekonomi, tenaga kerja, maupun geopolitik.
Investor, analis, dan pembuat kebijakan kini harus membaca sinyal-sinyal kecil dari data ekonomi mendatang dan pidato lanjutan para pejabat The Fed. Apakah pelonggaran akan dimulai di Juli atau ditunda hingga akhir tahun? Semua tergantung pada data—dan kesabaran pasar untuk menunggu arah kebijakan berikutnya.