
IHSG menguat 0,96% ke level 6.897 menjelang libur Tahun Baru Hijriyah. Saham NOBU memimpin nilai transaksi berkat sentimen akuisisi Hanwha Life, sementara BBCA alami tekanan jual asing tertinggi senilai Rp276,1 miliar.
PipTrail – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mencatatkan penguatan signifikan pada hari terakhir perdagangan pekan ini, Kamis (26/6), menjelang libur nasional Tahun Baru Hijriyah. IHSG ditutup naik 0,96% atau 65 poin ke level 6.897, menandai posisi tertinggi hariannya setelah sempat menyentuh titik terendah di 6.817. Secara mingguan, indeks mencatat kenaikan tipis sebesar 0,14%, menandakan stabilitas pasar di tengah berbagai dinamika global dan domestik.
Penguatan IHSG pada perdagangan hari ini didorong oleh kinerja positif hampir di seluruh sektor, dengan pengecualian pada sektor transportasi (IDXTRANS) yang justru terkoreksi. Sektor IDXTRANS tercatat turun signifikan sebesar 1,62% ke level 1.429, berbanding terbalik dengan sektor perbankan yang justru menjadi motor utama penguatan indeks.
Salah satu indeks sektoral yang tampil menonjol adalah PRIMBANK10, yang mewakili saham-saham bank utama. Indeks ini melesat 1,62% ke level 194, mencerminkan optimisme investor terhadap sektor keuangan, khususnya perbankan besar yang mencatatkan kinerja impresif dalam beberapa kuartal terakhir.
NOBU Pimpin Nilai Transaksi Berkat Akuisisi Hanwha Life
Saham PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU) menjadi sorotan utama dengan nilai transaksi fantastis mencapai Rp7,78 triliun, menempati posisi teratas di antara saham lain. Lonjakan transaksi ini tidak terlepas dari sentimen positif terkait akuisisi Hanwha Life Insurance Co Ltd, yang membeli 40% saham NOBU atau sekitar 2,99 miliar lembar saham.
Saham NOBU ditutup menguat 3,2% ke level Rp800, setelah sempat menyentuh level tertinggi intraday di Rp920. Volume perdagangan saham ini mencapai lebih dari 70 juta lot, dengan frekuensi transaksi sebanyak 20.874 kali, mencerminkan tingginya antusiasme investor terhadap prospek jangka panjang pasca akuisisi strategis tersebut.
Akuisisi oleh perusahaan asuransi besar asal Korea Selatan ini dinilai akan meningkatkan sinergi bisnis dan memperluas layanan keuangan digital NOBU ke depannya. Para pelaku pasar memperkirakan aksi korporasi ini akan mendorong pertumbuhan agresif di sektor perbankan ritel.
BBCA Kuatkan Harga, Tapi Alami Outflow Asing Tertinggi
Meski mencatat kenaikan harga sebesar 0,6% ke level Rp8.650, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) justru mengalami tekanan dari investor asing. BBCA mencatat outflow asing terbesar hari ini, mencapai Rp276,1 miliar, mengindikasikan aksi ambil untung dari investor institusi internasional.
Nilai transaksi BBCA tercatat sebesar Rp2,17 triliun dengan frekuensi tinggi, yaitu 52.086 kali. Pergerakan harga BBCA relatif stabil dalam rentang Rp8.525–Rp8.650, menunjukkan bahwa meskipun ada tekanan jual, minat beli domestik masih cukup kuat.
Asing Borong BMRI, BBRI, dan TLKM
Di sisi lain, investor asing tampak sangat aktif melakukan pembelian bersih (net buy) di beberapa saham unggulan seperti BMRI (Bank Mandiri) dengan dana masuk sebesar Rp157,7 miliar, BBRI (Bank Rakyat Indonesia) sebesar Rp98,1 miliar, dan TLKM (Telkom Indonesia) senilai Rp85,2 miliar. Aksi beli asing ini memberi sinyal positif terhadap fundamental ketiga emiten besar tersebut yang dikenal konsisten dalam pencapaian kinerja.
Top Gainers & Losers Hari Ini
Beberapa saham mencatatkan lonjakan harga signifikan. Saham SAFE menjadi top gainer dengan penguatan tajam sebesar 34,4% atau naik 62 poin ke level Rp242. Sementara itu, saham TAXI juga menunjukkan performa mengesankan dengan kenaikan 14,3% ke harga Rp7.
Namun, tidak semua saham bernasib baik. Saham PT Kian Santang Muliatama Tbk (RGAS) menjadi top loser dengan penurunan tajam 14,93% ke harga Rp114, setelah sempat menyentuh Rp135. Volume perdagangan RGAS cukup besar, menandakan tekanan jual yang kuat. Saham PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA) juga tertekan, turun 13,95% ke Rp74.
Optimisme Jelang Libur, Tapi Tetap Waspada
Penguatan IHSG hari ini mencerminkan kepercayaan pasar menjelang libur panjang. Dorongan dari sektor perbankan serta masuknya dana asing ke saham-saham blue chip menunjukkan bahwa fundamental pasar domestik masih solid. Namun, investor tetap disarankan waspada terhadap volatilitas global, termasuk kemungkinan perubahan suku bunga global dan dinamika geopolitik yang masih bisa memengaruhi sentimen pasar.
IHSG yang berhasil ditutup mendekati level 6.900 membuka peluang penguatan lanjutan pada pekan depan, asalkan sentimen positif domestik tetap terjaga. Kombinasi antara aksi korporasi strategis, aliran modal asing, dan penguatan sektor keuangan akan menjadi katalis utama untuk mempertahankan momentum kenaikan indeks di tengah potensi tekanan eksternal.