
Menteri Keuangan Sri Mulyani memperingatkan ancaman serius terhadap ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian global dan ketegangan geopolitik. Dalam pelantikan pejabat baru Kemenkeu, ia menegaskan pentingnya pengelolaan keuangan negara yang cermat demi mendukung program nasional Presiden Prabowo Subianto.
PipTrail – Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati, kembali menegaskan peringatan serius kepada jajaran pemerintah dan masyarakat luas terkait tantangan besar yang kini dihadapi ekonomi nasional. Dalam sebuah pernyataan penting saat pelantikan 139 pejabat baru di Kementerian Keuangan, Sri Mulyani menyampaikan bahwa dunia saat ini berada di ujung krisis yang dapat berdampak luas ke Indonesia.
Dalam pidatonya, Sri Mulyani menyampaikan bahwa kondisi ekonomi global masih diliputi ketegangan, baik dari sisi finansial, perdagangan internasional, maupun politik geopolitik yang tak kunjung reda. Hal ini menurutnya memerlukan kewaspadaan ekstra dari seluruh pemangku kepentingan, terutama para pejabat di lingkup Kemenkeu yang baru saja dilantik.
“Dunia tidak sedang dalam kondisi yang mudah. Berbagai tantangan tidak hanya masih berlangsung, tetapi juga berpotensi memburuk,” ujar Sri Mulyani. Ia menyebutkan bahwa tantangan tersebut mencakup krisis geopolitik, suku bunga global yang tinggi, potensi perlambatan ekonomi Tiongkok, serta fluktuasi harga komoditas yang ekstrem.
Fokus pada Pengelolaan Keuangan Negara
Sri Mulyani menekankan bahwa pengelolaan keuangan negara merupakan salah satu instrumen vital dalam menjaga stabilitas dan mendukung program-program besar nasional. Ia menyoroti bahwa di masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, program unggulan seperti Asta Cita membutuhkan dukungan fiskal yang kuat dan berkelanjutan.
“Keuangan negara harus terus mampu menjadi instrumen penting dalam mendukung tujuan nasional. Setiap rupiah yang dikumpulkan dan dibelanjakan harus memberikan hasil nyata untuk kemakmuran rakyat,” ujarnya dalam siaran langsung dari YouTube Kementerian Keuangan.
Sebagai bagian dari visi pemerintahan baru, Asta Cita mencakup berbagai aspek strategis mulai dari pembangunan infrastruktur, peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan, hingga kemandirian energi dan pangan. Program-program tersebut menuntut efisiensi dan akuntabilitas dalam setiap penggunaan dana publik.
Pelantikan 139 Pejabat Baru Kemenkeu
Dalam kesempatan yang sama, Sri Mulyani melantik 139 pejabat baru yang akan mengisi berbagai posisi strategis di 13 unit eselon I, unit non-eselon, dan Badan Layanan Umum (BLU). Ia menekankan bahwa jabatan publik bukan sekadar posisi birokrasi, melainkan bentuk amanah yang harus dijalankan dengan penuh integritas, inovasi, dan ketangguhan dalam menghadapi perubahan.
“Menjadi pejabat publik artinya siap menghadapi tekanan, tuntutan, dan tantangan yang terus berkembang. Bukan hanya menjadi administrator, tetapi juga pemimpin perubahan,” tegasnya.
Ancaman Global: Dari Ketegangan Geopolitik hingga Inflasi Internasional
Sri Mulyani juga menyoroti ketidakpastian yang kini menggelayuti perekonomian global. Di antaranya adalah konflik geopolitik yang semakin tajam antara kekuatan besar dunia, seperti ketegangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok, serta konflik bersenjata yang belum mereda di berbagai kawasan termasuk Ukraina dan Timur Tengah.
Selain itu, inflasi global yang belum sepenuhnya terkendali serta tingginya suku bunga dari bank sentral utama dunia seperti The Fed dan ECB menambah tekanan terhadap negara berkembang seperti Indonesia. Situasi ini berdampak pada aliran modal asing, nilai tukar rupiah, hingga tekanan fiskal.
“Dampaknya tidak hanya dari sisi makroekonomi, tetapi juga memengaruhi pengambilan keputusan fiskal yang lebih hati-hati,” tambah Sri Mulyani.
Kesiapsiagaan dan Kolaborasi Lintas Sektor
Sri Mulyani menutup pernyataannya dengan ajakan untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor. Ia menegaskan bahwa stabilitas ekonomi dan keberhasilan program pemerintah tidak mungkin dicapai jika bekerja secara sektoral atau parsial.
“Semua unit harus bergerak secara terintegrasi. Koordinasi menjadi kunci dalam menghadapi tantangan zaman yang sangat kompleks ini,” ujarnya.
Peringatan Sri Mulyani menjadi sinyal penting bahwa Indonesia tidak boleh lengah dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional. Di tengah tantangan global yang semakin tidak menentu, pengelolaan keuangan negara harus dijalankan dengan cermat, transparan, dan visioner.
Para pejabat baru Kementerian Keuangan diharapkan dapat menjadi garda terdepan dalam mewujudkan pengelolaan fiskal yang tangguh, mendukung program prioritas pemerintahan, serta menjaga kepercayaan masyarakat terhadap institusi keuangan negara.
Indonesia berada pada titik kritis yang membutuhkan kewaspadaan, kecepatan adaptasi, dan ketangguhan. Krisis global bukan untuk ditakuti, melainkan untuk diantisipasi dan dikelola dengan kecerdasan serta kepemimpinan yang kuat.