
Jakarta, Piptrail – Di Jerman terjadi pengajuan izin sakit makin tinggi dari tahun ke tahun. Dan yang menjadi masalah ada ketika izin cuti itu tidak sesuai dengan yang diambil, sehingga terjadi penurunan perekonomian di negara Jerman itu.
Di data dari situs resmi Badan Statistik Federal Jerman Destatis, Kamis (1/2), Negara terkaya di se-Eropa itu karyawan yang mengajukan izin sakit berhak mendapatkan gaji penuh ataupun utuh dari pemberi kerja mereka. Hak tersebut hanya memiliki batas hingga enam minggu per tahun.
Dari Survei yang didapat dari badan statistic tersebut, pekerja di Jerman kebanyakan mengambil cuti sakit selama 15,1 hari di sepanjang 2023 lalu. Total ini meningkat dari 4 hari kerja dibandingkan dengan rata-rata izin cuti sakit pada 2021 yakni 11,1 hari.
Ketika Perhitungan survei ini dilakukan, pengumpulan data hanya memperhitungkan pergajuan cuti sakit yang melebihi durasi ketidakhadiran. Oleh karena itu, rata-rata total hari izin sakit yang diajukan para pekerja Jerman ini yang lebih tinggi.
Baca juga Ini Alasan Mengapa Investasi Emas Tetap Menjanjikan Sampai 2025
Tidak saja secara durasi, Proporsi karyawan yang mengajukan izin cuti sakit juga mengalami peningkatan. Di tahun 2023 rata-rata pekerja Jerman yang mengambil cuti sakit bisa mencapai 6.1%. Jumlah ini sudah melebihi dibandingkan dengan tahun 2006 lalu ketika jumlah pengajuan cuti mencapai titik terendah yakni 3,3%.
Kehilangan sekitar 6,8% jam kerja mereka pada tahun 2023 dikarenakan sakit. Angka ini jauh lebih parah daripada negara-negara Uni Eropa lainnya kurang lebih seperti Prancis, Italia, dan Spanyol.
“Untuk effect nya sangat signifikan dan tentu saja memepengaruh dengan aktivitas ekonomi,” kata kepala ekonomi di asosiasi perusahaan farmasi berbasis riset jerman, Clause Michelsen.
Menurutnya tren itu menyebabkan beban di perekonomian Jerman mulai dari perlambatan manufaktur sampai lemahnya permintaan ekspor. Dikarenakan itu asosiasi perusahaan farmasi yang dipimpin Michelsen itu memperkirakan bahwa tingkat ketidakhadiran kerja yang lebih tinggi karena sakit memangkas 0,8% dari output Jerman pada tahun 2023.